Ikuti Kami di
TEMPO.CO, Jakarta -- Datangnya bulan suci Ramadan, tidak membuat transaksi narkoba jenis sabu-sabu di Dusun Rabesen, Desa Parseh, Kabupaten Bangkalan, menurun. Sebaliknya, saat ramadan, pengunjung ke dusun yang dijuluki 'kampung narkoba' itu semakin meningkat.
Kepala Satuan Reserse Narkoba, Kepolisian Resor Bangkalan, Ajun Komisaris Hery Kusnanto membenarkan meningkatkan aktifitas peredaran narkoba di Desa Parseh selama bulan puasa. Kata dia, hingga pertengahan ramadan, sebanyak 11 tersangka penyalahagunaan narkoba berhasil ditangkap. "Sebagian besar ditangkap saat pesta sabu di Desa Parseh," kata Hery Kusnanto, Jumat, 3 Juni 2015.
Hery mencontohkan, pada Kamis kemarin, 2 Juni 2015, pihaknya mengamankan dua pemuda asal Surabaya dan Malang masing berinisial AS, 21 tahun dan MK, 23 tahun. Saat ditangkap kedua tengah asyik mengonsumsi sabu di sebuah bilik nyabu di rumah warga. "Saya pesta sabu, untuk merayakan ulang tahu teman," kata AS saat diperiksa penyidik.
Meski mengaku menyesal, AS mengaku lebih fres atau segar usai menghisap sabu. "Saya menyesal, saya kapok," ujar AS. Di hari yang sama, di tempat berbeda, polisi juga mengamankan ST, juga pemuda asal Surabaya, tengah mengomsumsi sabu di bilik sabu yang disediakan bandar di Desa Parseh.
Melihat kecenderungan meningkatnya peredaran sabu di Bangkalan, Hery memastikan terus mengawasi aktifitas di Desa Parseh. Dia menduga, maraknya peredaran sabu tersebut karena imej 'kampung narkoba' membuat para pengguna sabu merasa aman berpesta sabu di sana. "Tidak tempat aman buat narkoba, akan kami sikat," tegasnya.
Data Satreskoba, Polres Bangkalan menyebutkan sepanjang 2015, sebanyak 59 pelaku kejahatan narkoba berhasil diamankan. Sebagian besar merupakan pecandu dan pengedar.
MUSTHOFA BISRI
