Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Gejala Stroke Melalui Teknologi Magnetic Resonance

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Seorang penderita sroke sedang menjalani terapi di klinik Neuropsikiatri dan Revitalisasi (sekolah stroke) binaan Dr. Hermawan Suryadi, Sps di Kemanggisan, Jakarta, 22 Februari 2002. [ TEMPO/ Bagus Indahono
Seorang penderita sroke sedang menjalani terapi di klinik Neuropsikiatri dan Revitalisasi (sekolah stroke) binaan Dr. Hermawan Suryadi, Sps di Kemanggisan, Jakarta, 22 Februari 2002. [ TEMPO/ Bagus Indahono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Stroke dikenal sebagai penyakit mematikan. Penyakit ini disebabkan adanya gangguan aliran darah ke otak. Apakah stroke dapat dicegah?

Teknologi Magnetic Resonance Angiography atau MRA dipercaya dapat membantu mencegah terjadinya stroke. Pemeriksaan MRA ini akan membantu memperlihatkan gambar struktur pembuluh darah arteri dan vena pada otak.

Menurut dokter spesialis saraf Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Pondok Indah Rubiana Nurhayati, MRA berguna untuk mengenali kelainan pada pembuluh darah di otak. Kelainan yang dimaksud antara lain aneurisma dan stenosis. Keduanya dapat memicu terjadinya stroke.

Aneurisma berupa tonjolan abnormal di pembuluh darah otak. Jika diibaratkan, pembuluh darah berbentuk seperti batang pohon beserta cabang-cabangnya. Nah, apabila ada bentuk yang terlihat seperti buah, artinya itu merupakan kelainan berupa aneurisma. ”Aneurisma ini bawaan dari lahir,” katanya.

Penyebab aneurisma dapat terus membesar dan pecah belum diketahui secara pasti. Seseorang yang punya aneurisma akan sering mengalami sakit kepala yang berdenyut-denyut di tempat yang sama. Karena itu, Rubiana menyarankan orang yang mengalami hal tersebut untuk segera melakukan pemeriksaan MRA.

Melalui pemeriksaan MRA, apabila memang benar terdapat aneurisma maka dapat ditangani lebih lanjut. Cara menangani aneurisma melalui tindakan medis coiling  dan clipping. Dengan begitu, aneurisma akan hilang sehingga terhindar dari stroke.

Sementara itu, jika MRA menemukan adanya penyempitan pembuluh darah atau stenosis, selanjutnya dapat ditangani dengan melakukan trombolisis atau stenting.

Mengapa aneurisma dan stenosis harus ditangani? Aneurisma berpotensi membuat pembuluh darah di otak pecah kemudian terjadilah pendarahan, sedangkan stenosis dapat mengakibatkan pembuluh darah tersumbat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ingat, stroke terbagi menjadi dua yaitu stroke iskemik yang terjadi akibat adanya sumbatan pada pembuluh darah di otak dan stroke hemoragik yang terjadi karena pendarahan.

Selain aneurisma dan stenosis, ada faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi yaitu tekanan darah tinggi, diabetes melitus, penyakit jantung, hiperkolesterol, obesitas, merokok, atau kurang olah raga. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu usia dan riwayat keluarga.

Jika stroke menyerang, biasanya ada tanda-tanda yang dapat dikenali mulai dari gangguan keseimbangan, komunikasi, dan memori, atau tanda lain seperti sakit kepala hebat, menurunnya kesadaran, atau muka mencong.

Terkait MRA, dokter spesialis radiologi konsultan radiologi intervensi Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Puri Indah Andi Darwis menjelaskan MRA merupakan jenis pemeriksaan non-invasif atau tidak melukai tubuh.

MRA punya keunggulan dibandingkan jenis pemeriksaan lain seperti Computed Tomographic Angiography (CTA) dan Digital Substraction Angiography  (DSA) yaitu tidak menggunakan bahan kontras. CTA dan DSA menggunakan bahan kontras.

Jadi, pasien yang memiliki alergi dari bahan kontras pun aman saat harus diperiksa dengan MRA. ”Hasil gambarnya tajam,” katanya. Selain pada otak, MRA dapat digunakan untuk melihat pembuluh darah pada leher, jantung, dada, perut, panggul, lengan, dan kaki.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

12 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.