Waspada Parsel Lebaran Berisi Makanan Kedaluwarsa

Tumpukan keranjang rotan dan bambu berserakan saat penertiban lapak-lapak di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat  (22/8). Kawasan yang terkenal sebagai sentra kerajinan parsel di Jakarta ini dibongkar oleh pihak PT KAI di Stasiun Cikini. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Tumpukan keranjang rotan dan bambu berserakan saat penertiban lapak-lapak di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat (22/8). Kawasan yang terkenal sebagai sentra kerajinan parsel di Jakarta ini dibongkar oleh pihak PT KAI di Stasiun Cikini. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Depok - Badang Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia meminta masyarakat berhati-hati pada parsel lebaran yang berisi makanan kedaluwarsa. Diduga banyak makanan yang sudah tidak layak bakal dijual untuk memanfaatkan momen lebaran.

Anggota BPKN RI David M.L Tobing mengatakan banyak konsumen tidak jeli dengan membeli makanan kedaluwarsa yang menjadi isi parsel. Terlebih, parsel tersebut untuk orang lain, sehingga konsumen tidak memperhatikan barang yang mereka beli. "Karena parsel untuk orang lain. Masyarakat tidak jeli dalam membeli dan tidak melihat isinya," kata David, Sabtu 4 Juli 2015.

Menurut David, banyak barang yang tidak layak dijual dikeluarkan saat Ramadan karena tidak terjual dalam jangka waktu yang lama. Saat Ramadan, kata David, biasanya permintaan akan kebutuhan meningkat. Sehingga banyak pelaku usaha yang tidak baik mengeluarkan produknya yang tidak laku.

Untuk itu, David mengimbau konsumen tidak tergiur barang murah untuk bisa memenuhi konsumsi mereka. Karena, menurut David, banyak konsumen dari segi ekonomi dan pengetahuan hanya memikirkan yang penting perut kenyang. Mereka tidak memikirkan kandungan barang yang dibelinya layak atau tidak.

"Memang kriteria konsumen banyak. Bukan hanya yang cerdas. Justru lebih banyak konsumen yang tidak cerdas sehingga dimanfaatkan pelaku usaha," ujar David.

David menuturkan konsumen jangan hanya mempertimbangkan barang murah untuk perut. Tapi, sudah saatnya lebih teliti dan menjadi konsumen cerdas dalam memilih produk yang bakal mereka beli. "Jangan sampai beli barang murah justru membahayakan diri sendiri dan orang lain," ucap David.

IMAM HAMDI