TEMPO.CO, Santiago - Sejarah terukir di Estadio Nacional Julio Martinez Pradanos, Santiago, Cile, Minggu 5 Juli 2015, ketika tim sepak bola negara itu mengakhiri penantian 99 tahun untuk memenangi Copa America, kejuaraan antarnegara Amerika Selatan.
Lautan merah –warna kostum tim nasional Cile- mendominasi pakaian penonton yang memenuhi Stadion Nacional, menyisakan warna biru-putih suporter Argentina sebagai minoritas.
Harga tiket US$ 25 ribu atau sekitar Rp 334,4 juta mungkin terasa lebih murah bagi warga Cile setelah Alexis Sanchez dan kawan-kawan dari tim Cile mengalahkan Argentina 4-1 melalui adu penalti pada pertandingan babak final Copa America 2015 di Stadion Nacional itu.
Baca juga:
Diduga Gergaji Anaknya, Si Ibu Menangis Saat Polisi Datang
Hotman Paris Vs Sitompoel: Ribut Soal Janggal Kasus Angeline
Pasalnya, sejarah besar buat rakyat Cile setelah Alexis Sanchez, yang juga gelandang serang andalan klub Arsenal di Liga Primer Inggris, melakukan tendangan penalti yang mengecoh kiper Argentina, Sergio Romero, untuk menentukan kemenangan tuan rumah 4-1 dalam adu penalti. Drama itu terjadi setelah skor 0-0 di 2 x 45 menit dalam pertandingan normal dan 2 x 15 dalam babak perpanjangan waktu.
Setelah 4 kali menjadi tuan rumah Copa America dan nyaris melewati satu abad, Cile akhirnya bisa meraih trofi kejuaraan sepak bola tertinggi di Benua Amerika bagian selatan ini.
Selanjutnya: Dan menangislah Messi