TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, selain pemalsuan surat keterangan tidak mampu (SKTM) masih banyak kejahatan lain dalam dunia pendidikan. Terlebih lagi dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
"Permasalahan di PPDB ini cukup banyak. Saya hitung ada lima termasuk SKTM Palsu," kata Ridwan Kamil, di Auditorium Rosada, Balai Kota Bandung, Senin, 6 Juli 2015.
Kejahatan lainnya, kata Ridwan Kamil, adalah mafia SKTM. Pada prakteknya, mafia ini adalah orang-orang yang menawarkan kelancaran agar anak bisa dengan mudah masuk ke sekolah yang dituju, salah satunya menjadi calo untuk membuat SKTM.
Modus lain yaitu praktik jual beli nilai yang diselenggarakan oleh yayasan bimbingan belajar. "Penyelidikan juga dilakukan kepada bimbel-bimbel yang katanya menjual nilai dengan keharusan bayar sekian," ujar Ridwan Kamil.
Selain itu, Ridwan Kamil juga memperhatikan adanya modus baru agar anaknya bisa masuk sekolah favorit. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan insentif jarak dan membuat kartu keluarga baru di dekat sekolah yang dituju. "Kami juga memeriksa kartu keluarga yang dibuat mendadak," tutur Ridwan Kamil.
Soal praktek pemalsuan SKTM palsu yang saat ini sedang disasar pihak kepolisian, Ridwan Kamil curiga ada lurah yang tidak profesional dengan tidak melakukan verifikasi ke rumah pengaju. Namun, ada juga kemungkinan lain berupa intimidasi.
"Ada lurah yang bekerja dengan baik tapi ada juga yang diintimidasi oleh preman untuk tetap mengeluarkan SKTM. Tapi ada juga yang percaya saja pada data RW, sehingga tidak melakukan verifikasi ulang," kata Ridwan Kamil.
PUTRA PRIMA PERDANA