TEMPO.CO , Jakarta: Holis masih sedih karena telepon selulernya raib digondol komplotan pencopet di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Semua nomor kontak langganan saya ada di ponsel itu," kata warga Depok yang berjualan busana.
Rabu petang, 1 Juli 2015, menjadi hari naas, dia kecopetan untuk yang pertama kali. Padahal selama ini, dia aman-aman saja naik kereta komuter di stasiun untuk berbelanja di Pasar Tanah Abang.
Saat itu, dia dan Yuni, saudaranya, usai berbelanja busana. Tak lama kemudian datang kereta dengan tujuan Stasiun Bogor. Ratusan warga berebut naik kereta komuter. Ada seorang pria berkulit putih merogoh kantongnya, namun ditepis Holis.
Rekan pria itu lantas mendorong Holis yang berhasil naik kereta. Holis baru sadar ponsel Samsungnya raib. Dia turun dari kereta mencari pria berkulit putih yang dikenali wajahnya.
Pria tersebut menyelinap ke bawah peron, di gerbong paling belakang. Namun ponsel Holis sudah dioper ke geng atau komplotannya. Pria yang bernama Wahyu Pratama itu akhirnya ditangkap petugas keamanan stasiun.
Modus pencurian yang sama juga dilakukan komplotan Wahyu kepada Rahmawati, warga Bogor. "Saya mau naik kereta yang menuju Bogor, dipepet dua pria," katanya.
Sebelumnya, pria tersebut berteriak ke ibu-ibu untuk memberi jalan bagi penumpang yang mau turun di Stasiun Tanah Abang. Saat itulah, pencuri itu merogoh kantong Rahmawati. Ketika dia memergoki aksi itu, pencopet membuang ponsel Samsung itu ke got yang ada di bawah peron.
Sementara itu, Rosa diambil ponselnya di Stasiun Tanah Abang ketika berdesak-desakan turun tangga dari peron di lantai atas menuju peron di bawah.
Afriko, petugas keamanan Stasiun Tanah Abang menjelaskan pencopetan terjadi ketika penumpang berdesak-desakan hendak naik kereta, turun dari kereta atau naik/turun tangga dari peron lantai satu ke lantau dasar. "Mereka itu berkomplot dengan anggota hingga 10 orang," katanya.
UNTUNG WIDYANTO