TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko melaporkan kinerjanya kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Moeldoko memamerkan sejumlah prestasinya di bidang alat utama sistem persenjataan, kesejahteraan dan operasi prajurit, serta kekuatan strategi pertahanan.
"Panglima TNI berdasarkan persetujuan DPR dan pemerintah berhasil meningkatkan remunerasi prajurit sebesar 37 persen menjadi 56 persen. Gaji pokok juga meningkat 6 persen," kata Moeldoko di Markas Besar TNI, Cilangkap, Senin, 6 Juli 2015.
Moeldoko akan pensiun pada 1 Agustus 2015. Ia menjalankan masa baktinya selama dua tahun sejak dilantik Susilo Bambang Yudhoyono pada 30 Agustus 2013.
Moeldoko mengungkapkan, di bawah pimpinannya, TNI menjadi institusi yang paling dipercaya publik berdasarkan sigi Lembaga Survei Indonesia. Survei tersebut dilakukan untuk mengevaluasi kinerja 100 hari pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Di bidang alat utama sistem persenjataan, Moeldoko mengklaim telah mencapai kekuataan pertahanan minimum essential force sebesar 34 persen. Ia yakin penerusnya akan mencapai kekuatan sesuai dengan target sebesar 68 persen pada 2019.
"Ada pilihan pembangunan kekuatan strategi alutsista. Apabila kita memilih berdasarkan besaran frekuensi ancaman, strategi bisa terkontrol dengan baik," kata Moeldoko.
Selama menjabat, Moeldoko telah menggelar pelatihan militer di Poso, membentuk Komando Operasi Khusus Gabungan TNI dan Komando Sektor Operasi Pengamanan Perbatasan Papua, serta memimpin operasi penyelamatan tragedi pesawat Air Asia QZ 8501.
Moeldoko mengklaim operasi penyelamatan korban dan black box Air Asia sebagai operasi tercepat yang dilakukan oleh TNI. "Ini kemampuan paling tinggi di dunia dalam tempo yang sangat cepat," kata Moeldoko.
Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Mahfudz Siddiq mengakui kinerja Moeldoko. Menurut dia, Panglima TNI telah melakukan terobosan dalam waktu singkat. "Apa yang disampaikan dalam fit and proper test dulu secara utuh dia transformasikan ke kerja TNI," kata Mahfud.
Tak seperti rapat kerja pada umumnya, TNI sengaja mengundang DPR ke markas besarnya. Rapat kerja dihadiri oleh empat pemimpin dan belasan anggota Komisi Pertahanan. Mahfud ditemani Wakil Ketua Komisi Tantowi Yahya, Hanafi Rais, dan Asril Hamzah Tanjung.
PUTRI ADITYOWATI