TEMPO.CO, Jos - Dua bom kembar meledak diduga dilakukan oleh kelompok garis keras Boko Haram menghantam sebuah masjid pada jamaah dan rumah makan muslim di Kota Jos, Nigeria, Ahad malam, 5 Juli 2015, waktu setempat, menyebabkan 44 orang.
Serangan bom mematikan itu berlangsung beberapa jam setelah seorang perempuan pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya di gereja Kristen Evengelis di Kota Potiskum menewaskan sedikitnya lima orang.
Pada hari yang sama, para ekstrimis itu kembali melakukan serangan ke sejumlah desa di sebelah timur Kota Postikum, membunuh sembilah warga desa, membakar 32 gereja, dan sekitar 300 rumah penduduk.
Serangan Ahad adalah serbuan bersenjata terkini yang dilancarkan Boko Baram dalam serangkaian gempuran menewaskan lebih dari 250 orang pekan lalu. Di Jos, sedikitnya 44 orang tewas dan 67lainnya luka-luka. Menurut petugas kepolisian, jumlah pastinya akan segera diumumkan setelah mereka menggali puing akibat ledakan.
Beberapa korban selamat mengatakan, ledakan itu terjadi di Masjid Yantaya di saat seorang ustadz menyampaikan ceramah agama mengenai kehidupan bersama-sama.
Adapun ledakan bom lainnya, menurut sejumlah saksi mata, terjadi di Shagalinku menghantam sebuah rumah makan yang sering dikunjungi gubernur dan para elite politik dari muslim utara Nigeria.
Salah seorang saksi mata, Sabi’u Bako, mengatakan, dia membeli makanan dan mendengar ledakan selanjutnya lari bersama temannya. "Restauran hancur dan kami melihat banyak orang terkapar berlumuran darah," ucapnya. "Kami tak percaya bisa lolos."
Jos -terletak di tengah negara dimana mayoritas muslim utara Nigeria dan Kristen selatan kerap konflik- adalah titik panas dalam berbagai perang dengan alasan agama. Kota ini menjadi target serangan bom yang diakui dilakukan oleh ekstrimis Boko Haram.
GUARDIAN | CHOIRUL AMINUDDIN