TEMPO.CO, Pekanbaru - Kepolisian Daerah Riau mendeteksi satu keluarga di Pekanbaru telah bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Mereka terdiri atas ayah, inisial TB, ibu inisal YB dan anaknya inisial YB. Ketiganya pernah tinggal di RT 02 RW 10, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Di mata para tetangganya, TB dikenal sosok seorang ustad yang ramah di tengah masyarakat.
"Sikapnya baik dan ramah," kata Ketua Rukun Tetangga (RT) 02, Mustofa Lubis, saat dihubungi Tempo, Senin malam 6 Juli 2015.
Mustofa mengatakan, TB tinggal di daerah itu sejak 2004. Ia tinggal bersama istrinya YB dan seorang anaknya, MJ, berumur 10 tahun. Selama itu pula warga melihat tidak ada hal yang mencurigakan dari sosok TB. Warga mengenal TB sebagai seorang ustad. "Ia berpenampilan seperti ustad, berjubah dan berjenggot," kata Mustofa.
Mustofa melanjutkan, TB dikenal sebagai ustad yang mudah bergaul. Dia pun sangat aktif dalam kegiatan sosial seperti pengajian yang diadakan setiap bulan. "Dia sering datang wirid bulanan bersama warga," katanya.
Mustofa menambahkan, TB sering diminta untuk mengisi tausyah ceramah agama di mesjid Al-Hijrah di lingkungan tempat tinggal mereka jika penceramah berhalangan hadir. Namun selama itu juga kata Mustofa, tidak ada sikap ataupun ajakan soal ajaran garis keras dari TB. "Tidak ada hal mencurigakan, semua berjalan seperti biasa," ujarnya.
Mustofa menambahkan, selama tinggal di sana, TB bersama istrinya YB memiliki usaha pengiriman barang (ekspedisi) di rumahnya. namun pada 15 Juli 2015 kata Mustofa, YB pulang ke kampung halamannya di Jawa Timur. dua hari kemudian, YB memutuskan pergi ke Suriah dari Jakarta ke Turki, lalu ke Suriah. Usaha pengiriman barangnya diteruskan oleh karyawannya bernama Didik. "Sejak itu kami tidak tahu lagi kabarnya," ujar Mustofa.
Sebelumnya, Direktorat Intelijen dan Keamanan, Kepolisian Daerah Riau mendeteksi TB dan keluarganya telah bergabung dengan ISIS. Hal itu diketahui setelah polisi mendapatkan informasi dan barang bukti berupa dokumen, foto, dan hasil percakapan antara mereka dan kerabatnya di Pekanbaru.
Kepala Bidang Humas Polda Riau, Guntur Aryo Tejo mengatakan, TB diduga telah bergabung dengan kelompok garis keras itu sejak 2013. TB lebih dulu berangkat ke Suriah. Enam bulan kemudian, TB pulang ke Pekanbaru lalu membawa anak dan istrinya ke Suriah melalui jalur Jakarta-Turki kemudian menuju perbatasan Suriah di Hatai. “Diduga saat ini mereka sudah di Suriah,” Guntur berujar.
RIYAN NOFITRA