TEMPO.CO , Bandung: Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meminta aparat meningkatkan pengawasan jalan tol Cikampek-Palimanan atau Cipali menanggapi seringya kecelakaan lalu-lintas di jalan tol terpanjang itu. “Pengawasan aparat kepolisian atau jalan tol untuk mengontrol kecepatan mesti ada. Kalau enggak di awasi makin ugal-ugalan,” kata Deddy di Bandung, Selasa, 7 Juli 2015.
Deddy mengatakan, penambahan kendaraan patroli yang mengawasi jalan tol itu menjadi salah satu catatan pemerintah saat mengevaluasi jalan tol Cipali untuk keperluan mudik Lebaran. “Bagaimana patroli semestinya terus-menerus sehingga kalau ada kecelakaan atau indikasi orang tidak baik, itu terpantau,” ujar Deddy.
Menurut Deddy, ada sejumlah alasan penambahan patroli di jalan tol itu. Di antaranya jalan tol itu mayoritas gelap di malam hari, sering dilewati hewan liar, serta kekhawatiran rawan keamanan.
“Saat terjadi kecelakaan, siapa saja boleh masuk, bisa terjadi penjarahan, dikhawatirkan demikian. Orang mengenal daerah itu daerah bajing loncat,” tutur Deddy.
Deddy mengatakan, penambahan rest-area serta penambahan sejumlah rambu diharapkan mencegah kecelakaan di tol Cipali. “Dikasih semacam rambu di jalan buat efek kejut, di daerah tertentu yang diperkirakan sudah di titik lelah pengemudi,” kata Deddy.
Deddy mengimbau pengguna jalan tol Cipali agar mematuhi batas kecepatan jalan. “Kita imbau di sini, jangan ugal-ugalan melampaui batas kecepatan, kesiapan mobil harus prima, kemudian jumlah penumpang jangan berlebih, kalau lelah segera istirahat ada rest area,” kata Deddy.
Deddy meminta aparat kepolisian memeriksa penyebab kecelakaan di jalan tol terpanjang di Indonesia itu. “Di setiap jalan tol ada kecelakaan, persoalannya tadi apakah ini kelalain pengemudi, kelebihan pepumpang, ugal-ugalan, atau bisa jadi kelelahan,” kata Deddy.
Sebelumnya jalan tol Cipali (Cikampek-Palimanan) kembali memakan korban. Tujuh orang tewas dan empat kritis dalam kecelakaan yang melibatkan minibus Gran Max dengan truk pembawa semen cair, Senin, 6 Juli 2015. Tiga penumpang meninggal di lokasi kejadian, semuanya penumpang minibus yang kemudian terbakar. “Penumpang Grand Max berisi sebelas orang,” kata Kasatlantas Kepolisian Resort Majalengka AKP Rezxky Satya Dewanto.
Peristiwa itu menambah panjang daftar kecelakaan di tol CIpali. Sejak di operasikan pada 13 Juni 2015, hingga akhir Juni sudah terjadi 37 kecelakaan dan mengakibatkan tiga orang meninggal.
AHMAD FIKRI