TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjamin persediaan komoditas kebutuhan pokok di daerah setempat aman hingga Lebaran 2015.
"Kami sudah melakukan pemantauan di pasar-pasar induk di lima kabupaten/kota dan secara umum aman untuk keperluan hingga Lebaran," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disperindagkop) DIY Budi Antono di Yogyakarta, Rabu, 8 Juli 2015.
Sesuai dengan hasil pemantauan di pasar-pasar induk di DIY, kata dia, persediaan kebutuhan pokok seperti beras di pasaran masih mencapai 65,5 ton, stok gula pasir mencapai 52,89 ton, dan daging sapi sekitar 33 ton.
Terkait dengan harga, menurut Budi Antono, secara umum stabil meski ada yang mengalami penaikan tapi tidak signifikan.
"Siklus harga sembako selama Ramadan biasanya naik di awal, kemudian melandai di tengah, dan melonjak kembali menjelang Lebaran," katanya.
Namun, terkait dengan harga kebutuhan pokok hasil pertanian, seperti cabai terjadi kenaikan. Budi menyebutkan harga cabai rawit hijau naik dari Rp 20.300 menjadi Rp 24.600 per kilogram, cabai rawit merah naik dari Rp 21.300 menjadi Rp 23.300 per kilogram, dan cabai merah keriting dari Rp 30 ribu menjadi Rp 31 ribu per kilogram.
Komoditas lainnya, seperti beras, minyak goreng, tepung terigu, daging, serta telur ayam, menurut Budi, tidak mengalami penaikan.
Meski demikian, Budi juga meminta masyarakat tidak melakukan aksi borong di pasaran agar tidak terjadi gejolak harga kebutuhan pokok menjelang Lebaran.
"Masyarakat juga kami minta tidak panik terkait dengan persediaan sembako," kata dia.
Menyinggung soal operasi pasar (OP) pada pertengahan Ramadan, Budi mengatakan masih menunggu permintaan dari kabupaten/kota.
"Meski siap, tidak akan dilakukan selama belum ada permintaan dari kabupaten," kata dia.
Menurut Budi, mengacu tahun-tahun sebelumnya, permintaan OP pada bulan Ramadan selalu dimohonkan dari Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Kulon Progo, sementara Kota Yogyakarta, Bantul, dan Sleman jarang mengajukan.
ANTARA