TEMPO.CO, Jakarta - Impor sosis dan daging olahan membanjiri Indonesia. Jumlahnya kini naik 18 kali lipat sejak 2012 hingga 2014. "Telah terjadi peningkatan signifikan atas impor daging olahan, utamanya pada sosis, dengan negara asal Malaysia," kata Ketua Umum National Meat Processors Association (Nampa) atau Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia Ishana Mahisa di Jakarta, Rabu, 8 Juli 2015.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dengan kelompok harmonized system (HS) 1601, nilai impor sosis dan daging olahan pada 2012 mencapai US$ 305.612, di mana pada 2013 nilainya sebesar US$ 4,52 juta dan pada 2014 mencapai US$ 5,59 juta.
Secara volume, impor sosis dan daging olahan 2012 sebesar 244,63 ribu ton, 2013 sebesar 1,93 juta ton, dan 2014 sebesar 2,42 juta ton.
Ishana mengatakan hal ini merupakan peringatan serius bagi industri pengolahan daging lokal maupun pemerintah untuk mengatasinya, terlebih dalam persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
"Tren masyarakat yang saat ini senang mengkonsumsi sosis dan daging olahan menjadi salah satu pendorong tingginya konsumsi sosis dan daging olahan. Namun perlu regulasi dan kebijakan yang tepat agar industri dalam negeri tetap terlindungi," ujar Ishana.
ANTARA