TEMPO.CO, Kabul - Seorang pengebom bunuh diri menabrakkan mobilnya ke sebuah kendaraan lapis baja saat konvoi pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Kabul, ibu kota Afganistan, Selasa, 7 Juli 2015. Ini adalah serangan kedua terhadap pasukan koalisi dalam sepekan ini.
Tidak ada laporan korban tewas di antara tentara atau warga sipil dalam serangan yang terjadi di pinggiran timur Kabul tersebut, kata pejabat setempat dan seorang juru bicara koalisi tersebut. Pengebomnya meninggal.
Gambar televisi menunjukkan kendaraan lapis baja NATO yang terbakar terlempar keluar dari jalan akibat ledakan bom itu. Saksi mata mengatakan, warga Afganistan dan anggota koalisi terluka dalam serangan itu.
"Kami dapat mengkonfirmasi adanya serangan terhadap pasukan koalisi yang terjadi di Kabul. Tidak ada pasukan koalisi tewas akibat serangan ini. Kami mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang insiden ini," kata Kapten Susan M. Harrington, petugas urusan publik untuk pasukan koalisi.
Taliban menegaskan mereka bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Serangan itu terjadi sepekan setelah serangan serupa yang menargetkan konvoi pasukan koalisi di dekat Kedutaan Besar Amerika Serikat, yang menewaskan dua warga sipil Afganistan dan melukai hampir 30 orang.
Serangan ini adalah bagian dari eskalasi kekerasan di lebih dari setengah negara itu dalam beberapa bulan terakhir. Pemimpin pemerintahan di Kabul kini terkunci dalam persaingan internal selama sembilan bulan setelah pembentukan pemerintah baru, sementara tentara AS dan NATO lainnya terus mengurangi kehadiran mereka di negara yang masih bergolak tersebut.
Sebanyak 9.800 tentara AS tetap berada di Afganistan, berkurang drastis dibanding tahun 2011 yang masih sekitar 100 ribu personel. Sebagian dari mereka terlibat dalam pelatihan pasukan Afganistan, tetapi ada sejumlah kecil yang tetap terlibat dalam misi tempur.
WASHINGTON POST | ABDUL MANAN