TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Indonesia AirAsia Sunu Widyatmoko mengakui ada seorang mantan pilot AirAsia yang dicurigai sebagai pendukung kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. “Mantan pilot kami. Tapi sudah keluar,” ujar Sunu saat dihubungi Tempo, Kamis, 9 Juli 2015.
Mantan pilot AirAsia yang dicurigai telah bergabung dengan ISIS adalah Ridwan Agustin. Sunu mengaku tidak terlalu mengetahui bagaimana mantan anak buahnya dapat bergabung dengan ISIS. “Ada 300 pilot masa saya harus tahu satu-satu,” ujar dia.
Namun, dia menjelaskan ketika pihaknya mengetahui Ridwan terindikasi sebagai pendukung ISIS, AirAsia langsung mengambil tindakan. "Begitu kita tahu, kita langsung proses (pemecatannya)," ujar dia.
Sunu enggan menjelaskan lebih lanjut bagaimana Ridwan diproses hingga pada akhirnya keluar dari AirAsia. Dia hanya mengungkapkan Ridwan sudah lama tidak bekerja di AirAsia. “Saya lupa kapan. Mungkin sekitar tahun kemarin,” ujar Sunu.
Menurut dia, Ridwan sudah bukan tanggung jawab perusahaannya lagi karena telah keluar dari perusahaannya. “Yang jelas dia sudah tidak bekerja dengan kami lagi,” ujar Sunu.
Dalam laporan The Intercept, dua pilot Indonesia menjadi obyek pelacakan aparat penegak hukum wilayah Asia Tenggara karena dicurigai sebagai pendukung ISIS. Kedua pilot tersebut bernama Ridwan Agustin dan Tomi Hendratno. Tomi Hendratno disebut sebagai adalah pilot Garuda Indonesia.
Disebutkan dalam laporan Polisi Federal Australia (AFP) bahwa kedua pilot tersebut terindikasi mendukung ISIS terlihat dari isi akun Facebook mereka. Pada Facebook Ridwan Agustin, AFP mengatakan sejak September 2014 tampak ada perubahan isi posting. Akun Facebook Ridwan juga mem-posting materi yang mengindikasikan dukungan kepada ISIS.
DEVY ERNIS