TEMPO.CO , Jakarta:Pengemudi Grab Bike, Sopyan Hadi, mengaku senang karena gabung dengan layanan jasa transportasi sepeda motor, Grab Bike. Dia mengatakan, dirinya dapat lebih banyak untung sejak gabung di Grab Bike.
"Baru dua minggu saja saldo saya Rp 2 juta lebih," kata dia saat ditemui di daerah Jakarta Barat, Kamis, 9 Juli 2015.
Kepada Tempo, dia bercerita awal mula dirinya bergabung dengan Grab Bike. Seorang temannya mengajak dia untuk ikut menggunakan layanan jasa transportasi ini awal Juni 2015. Dia pun datang ke kantor Grab dan isi formulir serta mengumpulkan syarat-syarat, seperti fotokopi KTP, SIM C, STNK, dan biodata diri.
"Saya harus tunggu 17 hari sebelum akhirnya dipanggil kerja," kata dia.
Lalu, pihak Grab mengetes kelayakan motor, mulai dari kaca spion, stang motor, rem, gas, kopling, spidometer, hingga perawatan mesin. Dia pun lulus menjadi pengemudi Grab Bike. Sejak bergabung, dia hanya menerima orderan dari pengguna aplikasi Grab di smartphone para penumpang.
"Saya bagi-bagi rezeki ke tukang ojek yang narik biasa," kata dia.
Adapun, bagi hasil antara Grab dan pengemudi adalah 10 % : 90%. Misalnya, kata dia, ada orderan senilai Rp 50.000, Grab hanya ambil Rp 5.000. Selain itu, Grab juga menetapkan bonus tambahan. Bagi pengemudi yang bisa dapat orderan minimal 3 penumpang pada jam 05.00 hingga 08.00 pagi, mereka dapat bonus Rp 47.500. Dan, bagi pengemudi yang bisa dapat orderan minimal 4 penumpang pada jam 16.00-20.00, mereka dapat bonus Rp 61.500.
"Bonus ini berlaku kelipatan. Jadi, saya lebih semangat kerja," kata dia.
Terkait dengan adanya promo Grab Bike pergi ke mana saja cuma goceng (Rp 5.000), dia mengaku tak rugi. Alasannya, pihak Grab tetap membayar pengemudi sesuai tarif rupiah per kilometer. Dia pun bisa bebas mencairkan uang via ATM Transfer CIMB Niaga.
"Untungnya lagi, tak ada lamanya kontrak kerja. Jadi, saya juga bebas keluar kapan saja," kata pengemudi motor yang biasanya 'mangkal' di daerah RS Sumber Waras, Jakarta Barat.
YOLANDA RYAN ARMINDYA