TEMPO.CO, Surabaya - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Tri Rismaharini -Whisnu Sakti Buana, bakal menggelar silaturahmi dan komunikasi politik dengan semua partai.
Setelah resmi diusung partai banteng, Risma dan Whisnu berupaya merangkul semua kekuatan politik. Untuk itu, PDI Perjuangan mengirimkan surat permohonan kepada partai-partai di Surabaya untuk bertemu. “Surat permohonan sudah kami kirim ke semua parpol,” kata Whisnu, yang juga Ketua PDI Perjuangan Kota Surabaya, Sabtu, 11 Juli 2015.
Menurut Whisnu, penentuan waktu dan tempat silaturahmi diserahkan kepada tiap-tiap partai. Karena itulah di dalam surat itu kedua hal tersebut tidak dicantumkan. “Kami mengikuti jadwal mereka. Namun, kalau komunikasi informal, kami telah melakukan sejak sekarang,” kata anak tokoh PDI Perjuangan, Sutjipto, ini.
Whisnu menerangkan, dalam komunikasi politik itu dia akan berusaha mengajak partai lain agar bersedia berkoalisi sekaligus meminta komitmen mereka untuk turut menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah Kota Surabaya 2015. “Namun kami tegaskan bahwa dalam komunikasi politik maupun koalisi yang lain tidak ada mahar,” katanya.
Whisnu mengatakan, agar pilkada sukses, partai lain harus bersedia memunculkan kandidat, sehingga pasangan Risma-Whisnu tidak maju sendirian. Sebab bila hanya ada calon tunggal, sesuai dengan aturan, pilkada tak dapat digelar. “Karena itu, calon baru harus dimunculkan, karena ada celah dalam undang-undang,” katanya.
Whisnu tak menampik jika pihaknya disebut mendorong partai lain agar mengajukan calon sebelum tenggat pendaftaran ditutup pada 28 Juli 2015. Whisnu khawatir pesaing PDI Perjuangan yang tergabung dalam Koalisi Majapahit, yakni Partai Demokrat, Partai Gerindra, PKB, PKS, Golkar, dan PAN, sengaja tidak mengajukan calon.
Bila hal itu dilakukan, kata Whisnu, sama saja mereka mencederai demokrasi karena pilkada tidak terlaksana. “Padahal hak konstitusional partai itu mengusung calon dalam pilkada,” katanya.
MOHAMMAD SYARRAFAH