TEMPO.CO, Meksiko - Gembong narkoba kelas kakap Meksiko, Joaquin ‘el Chapo’ Guzman, untuk kedua kalinya melarikan diri dari penjara dengan pengawasan maksimum. Otoritas keamanan Meksiko secara intensif dikerahkan untuk mencarinya.
Komisi keamanan Meksiko menyatakan Guzman, masih terlihat dalam cctv penjara Alpatino, Meksiko, Sabtu, 11 Juli 2015, pukul 21.00 waktu setempat. "Tak lama memasuki kamar mandi, beberapa gambar di kamera hilang,” seperti yang dikutip BBC dalam pernyataan resmi Komisi Keamanan Meksiko, Ahad, 12 Juli 2015.
Tak lama kemudian, ketika petugas memeriksa sel, Guzmann, sudah tak lagi di dalam selnya. Hingga kini pemerintah Meksiko belum bisa memberi keterangan terhadap kaburnya Guzman. Pun, hingga kini misteri kaburnya Guzman dari penjara Puente Grande, Jalisco, pada 2001 masih menjadi misteri.
Guzman dengan kartel di bawah pimpinannya Sinaloa, pemegang kendali terbesar perdagangan narkoba di perbatasan Amerika Serikat dengan Meksiko. Tak hanya itu, Sinaloa sudah menjangkau daratan Eropa dan Australia. Hal ini membuat Otoritas Pemberantasan Narkoba Amerika Serikat memasukkan dirinya dalam daftar orang yang paling dicari.
Diduga sudah lebih dari 100 ribu orang yang meninggal akibat aktivitas Sinaloa sepanjang satu dekade terakhir baik dari perdagangan narkoba maupun perang antar kartel narkoba. Bahkan Majalah Forbes pernah menobatkan Guzman sebagai orang yang berpengaruh di atas Presiden Presiden Prancis dan Venezuela dengan kekayaan lebih dari US$ 1 miliar.
Konglomerat sekaligus bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, mengatakan, daerah perbatasan Amerika Serikat dengan Meksiko memang rawan kejahatan. Otoritas Imigrasi dan Perdagangan Negeri Abang Sam tersebut harus berbenah untuk menanggulangi peredaran narkoba, imigran ilegal dari Meksiko.
“Mereka (Meksiko) membawa banyak orang jahat ke sini, sedangkan pemerintah (kita) bodoh mencegahnya,” ujar Donald Trump seperti yang dilansir ABC News, Sabtu, 11 Juli 2015. Dengan nada satir, Trump mengatakan menghormati Meksiko sebagai sebuah negara yang besar.
Trump menuding pemerintah Meksiko jahat, karena tak berusaha membenahi masalah ini dari dalam. "Mereka membunuh kami melalui perbatasan dan perdagangan,” kata Trump.
ANDI RUSLI | BBC| ABC