TEMPO.CO , Surabaya:Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menggelar produk pertanian, perikanan dan peternakan lokal di halaman Balai Kota Surabaya, Minggu, 12 Juli 2015. Puluhan pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang terdiri dari 12 UKM pertanian, 10 UKM perikanan dan 2 UKM peternakan, terlihat antusias dan ramai menjaga stand mereka masing-masing, karena dikunjungi oleh warga yang melintas di sekitar jalan tersebut.
“Kegiatan ini untuk meningkatkan daya saing komoditas lokal, karena sebentar lagi kita akan menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA),” kata Risma kepada wartawan.
Risma mengaku memilki strategi khusus agar pelaku usaha Surabaya mampu bersaing di tengah gempuran produk asing, salah satunya adalah menginstruksikan kepada dinas terkait untuk membantu pengurusan izin dan sertifikasi pelaku UKM, mulai dari izin produk industri rumah tangga (PIRT), sertifikat merk/brand hingga sertifikat halal. “Kami targetkan bulan Agustus, semua konsep sertifikasi itu harus sudah terlaksana,” katanya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini juga akan mengagendakan gelar produk lokal ini rutin tiap bulan, yakni di minggu pertama tiap bulan. Tujuannya, lanjut Risma, supaya masyarakat Surabaya mengetahui bahwa kotanya juga memiliki produk pertanian, perikanan dan peternakan yang sehat. “Harapannya, nilai tawar produk lokal akan menjadi lebih baik,” kata dia.
Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya Djoestamadji mengatakan siap melakukan intruksi wali kota Risma itu, bahkan pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk memanfaatkan lahan yang terbatas di Kota Surabaya, termasuk dengan menggalakan konsep urban farming, yaitu konsep yang memaksimalkan lahan sempit sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bercocok tanam, budidaya ikan dan peternakan.
“Kami juga menfasilitasi penyediaan alat dan pemberian pelatihan,” katanya.
Saat ini, kata dia, lahan yang difungsikan untuk pertanian di Surabaya seluas 1.400 hektare, komoditi andalannya adalah jamur, blewa, melon, semangka, sawi, tomat, cabe dan beberapa sayuran lainnya.
“Komoditi pangan utama seperti padi dan jagung juga tetap kita pertahankan,” ujarnya.
MOHAMMAD SYARRAFAH