TEMPO.CO, Makassar - Kasus penganiayaan yang menewaskan Prajurit Satu Aspin M dan melukai Prajurit Satu Faturahman menjadi atensi untuk dituntaskan.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Inspektur Jenderal Anton Setiadji dan Panglima Kodam VII/Wirabuana Mayor Jenderal Bachtiar turun tangan mengatasi permasalahan itu agar tak menimbulkan kekacauan yang lebih besar. Kedua jenderal bintang dua itu bertemu di Markas Kostrad Kariango, Maros, Minggu, 12 Juli.
Baca juga:
Akun Akseyna UI Hidup Lagi, Polisi: Ini Petunjuk Baru !
Inul Bagi THR Rp 2 Miliar, Zaskia Gotik? Ini Jumlahnya
Pertemuan Kapolda dan Pangdam itu merupakan upaya mencairkan situasi agar tetap kondusif. Juru bicara Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, mengatakan pimpinan kedua institusi itu sepakat menciptakan situasi kondusif. "Kapolda dan Pangdam sudah sepakat mencari pelakunya dan kedua sepakat menjaga situasi kondusif," katanya, Minggu, 12 Juli.
Keseriusan Korps Bhayangkara mengungkap kasus itu juga terlihat dari turun tangannya Wakil Kepala Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Brigadir Jenderal Ike Edwin. Orang nomor dua di Polda Sulawesi Selatan dan Barat itu memimpin langsung rapat penyelidikan kasus penganiayaan yang menewaskan anggota TNI. "Kami serius mengungkap kasus tersebut," ucapnya.
Dua personel, Aspin dan Faturahman, diserang sekelompok orang tidak dikenal saat tengah duduk-duduk di Lapangan Syekh Yusuf, tepatnya di depan Kantor Bupati Gowa, Minggu, 12 Juli 2015, dini hari. Aspin meninggal dengan luka tikam pada bagian dada kiri di ruang operasi RS Wahidin Sudirohusodo. Adapun, Faturahman dengan luka tikam pada perut masih dirawat intensif di Rumah Sakit Pelamonia.
Selanjutnya: Aspin dan Faturahman