MUI: Takbiran Budaya Khas Islam di Indonesia  

Sejumlah peserta beraksi menabuh bedug saat gelaran Festival Bedug Takbiran tingkat provinsi Sulawesi Selatan di Lapangan Syeh Yusuf, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 11 Juli 2015. TEMPO/Fahmi Ali
Sejumlah peserta beraksi menabuh bedug saat gelaran Festival Bedug Takbiran tingkat provinsi Sulawesi Selatan di Lapangan Syeh Yusuf, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 11 Juli 2015. TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Slamet Effendy Yusuf menyebut kegiatan malam takbiran sebagai budaya khas Islam di Indonesia. Kegiatan ini biasa digelar masyarakat saat malam penyambutan Hari Raya Idul Fitri.

"Itu merupakan kekhasan Islam di Indonesia, yang bahkan di Arab Saudi tidak ada," kata Slamet Effendy Yusuf di Jakarta, Kamis, 16 Juli 2015.

Menurut dia, semua kegiatan saat malam takbiran, seperti takbir di masjid, takbir keliling, dan pawai obor boleh dilakukan. Slamet menilai kegiatan itu merupakan ungkapan kegembiraan umat Islam untuk mencapai hari kemenangan setelah sebulan berpuasa.

"Semua kegiatan itu boleh, jangan menganggapnya sebagai hal yang berlebihan. Karena pada dasarnya umat Islam sedang bergembira karena akan kembali fitri," ujarnya. Slamet menilai perayaan tersebut tak menghilangkan makna dalam menyambut Idul Fitri.

Menurut dia, hal yang perlu dilakukan adalah memfasilitasi kegiatan malam takbiran dengan pengamanan. "Yang tidak boleh itu seperti mabuk-mabukan dan semacamnya. Tapi saya yakin yang betul-betul muslim tidak akan melakukan hal itu," ujarnya.

Terkait dengan pengamanan takbiran, Kepolisian Daerah Metro Jaya menjaga wilayah perbatasan Jakarta untuk menjaga situasi kondusif. Kepolisian mencegah konvoi takbiran dari luar Jakarta masuk dan membuat kepadatan.

"Kendaraan bak terbuka dan yang naik ke atas kap mobil tak boleh masuk ke jalan protokol," kata Kepala Subdit Pendidikan dan Rekayasa Lalu Lintas Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Ipung Purnomo, Kamis, 16 Juli 2015. Kepolisian menyiapkan 6.600 personel yang disebar di sejumlah titik keramaian. Di antaranya di jalan protokol, pusat perbelanjaan, atau tempat keberangkatan mudik.


ANTARA | NINIS CHAIRUNNISA