TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Republik Indonesia Rahmat Gobel mengatakan akan melakukan kerja sama bilateral dengan negara Turki, Afrika Selatan dan Timur Tengah untuk meningkatkan transaksi ekpor.
"Perluasan kerja sama tersebut, untuk menyeimbangkan transaksi ekspor. Nantinya yang akan dikembangkan trade dan investasi," ungkapnya di Kantor Badan Pusat Statistik, Rabu (15 Juli 2015).
Rahmat mengatakan akibat dari pelemahan ekonomi China, maka ekspor dari negara tersebut akan berkurang. Namun, hal yang perlu diwaspadai adalah peningkatan impor dari China, sebab perusahaan dari negara Tirai Bambu tersebut akan melakukan penjualan barang-barang impor secara murah.
Dia mengatakan pemerintah akan selektif melakukan pengelolaan impor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor Indonesia pada Januari-Juni 2015 mencapai US$78,29 miliar atau turun 11,86% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan juga terjadi di ekspor non migas mencapai US$68,3 miliar atau menurun 6,62% secara year on year.
Selain itu, transaksi imor pada Januari-Juni 2015 mencapai US$73,94 miliar atau turun 17,81% secara year on year. Untuk komulatif nilai imor yang terdiri dari non migas mencapai US$13,1 miliar, turun 39,91% dan nonmigas US$60,84 miliar, turun 10,74%.