TEMPO.CO, Depok - Setelah diotopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Nurbaety Rofiq, 44 tahun, wartawati yang tewas di rumahnya di Perumahan Gaperi, RT 1 RW 9, Blok CN 6, Kelurahan Kedung Waringin, Kecamatan Bojonggede, Depok, langsung dikebumikan di Pemakaman Batu Tapak, Bojonggede, Ahad, 19 Juli 2015, dekat rumahnya.
Naharus Surur, 49 tahun, kakak korban, mengatakan adiknya dimakamkan di pemakamam umum dekat rumahnya. Jenazah tiba pukul 10.00 WIB, di musala dekat rumah dan langsung dikebumikan. "Sudah dikebumikan setelah sebelumnya diotopsi di Rumah Sakit Kramat Jati," kata Naharus.
Ia mengenang Nurbaety sebagai pribadi yang berkemauan keras dan mandiri. Bahkan, Baety-sapaan almarhumah, tidak pernah mengeluh kepada keluarga, selain sakit kista yang dia alami. "Terakhir mengeluh saja sama adik saya," ucapnya.
Ia mengatakan komunikasi keluarga kepada Nurbaety terakhir lewat telepon pada 29 Juni lalu. Awal Ramadan, Baety juga sempat datang untuk mengunjungi ibunya yang tinggal bersama Naharus di Tebet, Jakarta Selatan. "Kenangan terakhir awal Ramadan datang ke rumah. Tidak banyak bicara dan hanya ngobrol sama ibu," ucapnya.
Ia mengatakan sebulan Nurbaety bisa datang sekali sampai dua kali untuk menjenguk ibunya. Tapi, Baety memang tidak pernah menceritakan kesulitannya. Baety, sudah setahun tinggal sendiri di rumah keluarga di Perumahan Gaperi.
Nurbaety, kata dia, telah tinggal sejak tahun 1997 bersama keluarga, yakni bapak, ibu dan kakaknya. "Tinggal berempat di rumah itu," ucapnya. Namun, setelah kakaknya menikah, Baety hanya tinggal bersama orang tuanya pada tahun 1999. Pada tahun 2000 bapaknya meninggal, dan Baety hanya tinggal berdua sama ibunya.
Karena melihat profesi Nurbaety sebagai wartawan dan sering pulang malam, akhirnya ibu Baety diminta tinggal di Tebet. Saat itu, Nurbaety dibujuk ibunya untuk tinggal bersama tapi ditolak. Baety memilih hidup sendiri di rumah keluarga.
"Saat itu rumah ingin dijual, dan Baety diminta tinggal di Jakarta saja. Mungkin karena profesinya Baety lebih nyaman tinggal sendiri. Dan rumah hanya transit untuk istirahat saja," ucapnya.
Menurutnya,Nurbaety memang tipe orang yang punya sikap dan mandiri. Keluarga sangat mengutuk kekejaman pelaku yang membunuh Baety. Pihak keluarga meminta pelaku dihukum seberat-beratnya. "Harus dihukum seberat mungkin, hukum kisas. Jiwa dibalas dengan jiwa. Penjara seumur hidup atau hukuman mati," ujarnya.
IMAM HAMDI