TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan akan menurunkan tim untuk mengurus pengungsi korban ricuh di Tolikara, Papua. Tim yang diturunkan, kata Khofifah, salah satu tugasnya untuk menangani trauma para pengungsi, khususnya anak-anak. "Permintaannya memang ada anak-anak yang butuh trauma healing, itu dulu yang akan kita urus," ujar Khofifah di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra IV Nomor 18, Senin 20 Juli 2015.
Khofifah menuturkan, jumlah pengungsi mencapai 153 jiwa atau 38 kepala keluarga dan tersebar di dua titik, yakni di halaman belakang Koramil dan Kepolisian Resor. Kemudian, ia juga mencatat 63 kios dan sebuah musala rusak dan terbakar. "Perlu dicatat, kios yang rusak tak hanya milik umat Islam, tapi juga umat Kristen," kata dia.
Khofifah mengatakan telah berkoordinasi dengan setiap kementerian dan lembaga terkait, seperti Kepolisian, Badan Intelijen Negara, TNI, Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, dan lainnya. Sementara Kementerian Sosial fokus membantu para pengungsi. Khofifah mengatakan akan bertolak ke Tolikara, Rabu 22 Juli 2015.
Lebih lanjut ia mengatakan, instansinya juga akan mengeluarkan uang jaminan hidup sebesar Rp 20 ribu per orang. Namun, bantuan baru bisa diberikan setelah ada surat edaran dari Bupati. "Bantuan ini di luar bantuan logistik dan sandang," kata dia.
Hingga kini, berbagai pihak telah mengirimkan bantuan ke Tolikara berupa makanan, pakaian dan juga uang tunai. Kapolda Papua memberikan bantuan uang sebesar Rp 30 juta, Pangdam XVII Cenderawasih sebesar Rp 30 juta, Kapolri dan Bupati Tolikara masing-masing memberikan bantuan uang sebesar Rp 100 juta. Info terakhir, Kepolisian Daerah Papua, telah memeriksa 27 orang, enam di antaranya merupakan aparat kepolisian.
TIKA PRIMANDARI | CUNDING LEVI