TEMPO.CO, Karubaga - Pegunungan menjulang tinggi membentengi Lembah Toli, Kabupaten Tolikara, Papua. Pesawat Twin Otter milik maskapai Dimonim Air beberapa kali “ditelan” barisan awan putih sejak dari Bandar Udara Sentani, Jayapura, hingga Karubaga, ibu kota Kabupaten Tolikara, Senin, 20 Juli 2015.
Angin membuat pesawat yang membawa sepuluh penumpang dan dua awak oleng beberapa kali. Ini membuat penumpang ketakutan menatap jurang di bawah. “Masih lamakah sampai?” tanya seorang ibu sambil memeluk bocah di sebelahnya.
Tempo yang ada di pesawat itu ikut deg-degan saat pesawat akan mendarat. Dari jendela pesawat, landasan terlihat. Namun perlahan pilot membelokkan burung besi ini ke kiri, membuat jantung berdetak lebih kencang.
Pesawat melintas di antara pegunungan yang terjal dan berusaha terus mendaki hingga Lembah Toli dan landasan pacu bandara terlihat jelas. Manuver itu berakhir setelah pilot asal Inggris itu mendarat perlahan.
Pesawat mendarat mulus di landasan yang panjangnya tidak sampai 1 kilometer. Puluhan warga datang menyambut. Beberapa menit setelah pesawat mendarat, warga kembali berkerumun di sisi kiri-kanan landasan. Mereka menyambut pesawat Twin Otter kedua yang juga berhasil mendarat.
Baca Juga:
Setelah itu, satu per satu warga masuk ke landasan. Anak-anak bermain-main di sana. Warga mengubah fungsi landasan pacu menjadi tempat bersantai. Mereka duduk-duduk di rerumputan landasan. Beberapa sepeda motor pun mulai melintasi landasan pacu.
Di seberang bandara, puluhan atap seng berwarna hitam, rongsokan mobil bak terbuka, dan beberapa potongan besi teronggok di tepi jalan. Ini adalah puing-puing lebih dari 50 kios yang terbakar pada saat hari raya Idul Fitri, Jumat, 17 Juli 2015.
Tak jauh dari lokasi puing tampak onggokan terpal biru berisi barang-barang yang sempat diselamatkan dan beberapa tenda hijau penampungan pengungsi korban kerusuhan. Warga hilir-mudik sambil sesekali melirik ke arah puing-puing. Garis polisi berbentuk “U” menunjukkan lokasi musala yang terbakar.
Tak jauh dari situ, sejumlah aparat Komando Rayon Militer Karubaga dengan senjata berjaga-jaga di pengungsian. Seorang warga bernama Nas, berusia setengah baya, mengatakan situasi mulai pulih dan kondusif.
Sementara itu, Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo mengatakan warga pada Senin, 20 Juli 2015, baru saja selesai mengikuti penutupan seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani Internasional Pemuda Gereja Injili di Indonesia (GIDI). Warga meramaikan penutupan itu dengan menari bersama dengan pakaian tradisional hingga memenuhi landasan pacu pesawat.
“Kericuhan tidak membuat seminar berhenti. Masyarakat tidak mau berfokus pada kericuhan itu lagi. Kami sudah mulai pulih,” kata Bupati Usman di kantornya.
Bupati Usman berharap Tolikara segera pulih dari peristiwa kerusuhan yang terjadi pada Jumat pekan lalu. “Kios yang rusak itu milik warga muslim dan Kristen. Kami ada rencana membangun kembali secara permanen sehingga aktivitas warga kembali pulih,” katanya.
MARIA RITA HASUGIAN