Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasca-Kerusuhan, Karubaga Tolikara Berangsur Pulih

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Wilayah Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua. id.wikipedia.org
Wilayah Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua. id.wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Karubaga - Pegunungan menjulang tinggi membentengi Lembah Toli, Kabupaten Tolikara, Papua. Pesawat Twin Otter milik maskapai Dimonim Air beberapa kali “ditelan” barisan awan putih sejak dari Bandar Udara Sentani, Jayapura, hingga Karubaga, ibu kota Kabupaten Tolikara, Senin, 20 Juli 2015.

Angin membuat pesawat yang membawa sepuluh penumpang dan dua awak oleng beberapa kali. Ini membuat penumpang ketakutan menatap jurang di bawah. “Masih lamakah sampai?” tanya seorang ibu sambil memeluk bocah di sebelahnya.

Tempo yang ada di pesawat itu ikut deg-degan saat pesawat akan mendarat. Dari jendela pesawat, landasan terlihat. Namun perlahan pilot membelokkan burung besi ini ke kiri, membuat jantung berdetak lebih kencang.

Pesawat melintas di antara pegunungan yang terjal dan berusaha terus mendaki hingga Lembah Toli dan landasan pacu bandara terlihat jelas. Manuver itu berakhir setelah pilot asal Inggris itu mendarat perlahan.

Pesawat mendarat mulus di landasan yang panjangnya tidak sampai 1 kilometer. Puluhan warga datang menyambut. Beberapa menit setelah pesawat mendarat, warga kembali berkerumun di sisi kiri-kanan landasan. Mereka menyambut pesawat Twin Otter kedua yang juga berhasil mendarat.

Setelah itu, satu per satu warga masuk ke landasan. Anak-anak bermain-main di sana. Warga mengubah fungsi landasan pacu menjadi tempat bersantai. Mereka duduk-duduk di rerumputan landasan. Beberapa sepeda motor pun mulai melintasi landasan pacu.

Di seberang bandara, puluhan atap seng berwarna hitam, rongsokan mobil bak terbuka, dan beberapa potongan besi teronggok di tepi jalan. Ini adalah puing-puing lebih dari 50 kios yang terbakar pada saat hari raya Idul Fitri, Jumat, 17 Juli 2015.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak jauh dari lokasi puing tampak onggokan terpal biru berisi barang-barang yang sempat diselamatkan dan beberapa tenda hijau penampungan pengungsi korban kerusuhan. Warga hilir-mudik sambil sesekali melirik ke arah puing-puing. Garis polisi berbentuk “U” menunjukkan lokasi musala yang terbakar.

Tak jauh dari situ, sejumlah aparat Komando Rayon Militer Karubaga dengan senjata berjaga-jaga di pengungsian. Seorang warga bernama Nas, berusia setengah baya, mengatakan situasi mulai pulih dan kondusif.

Sementara itu, Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo mengatakan warga pada Senin, 20 Juli 2015, baru saja selesai mengikuti penutupan seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani Internasional Pemuda Gereja Injili di Indonesia (GIDI). Warga meramaikan penutupan itu dengan menari bersama dengan pakaian tradisional hingga memenuhi landasan pacu pesawat.

“Kericuhan tidak membuat seminar berhenti. Masyarakat tidak mau berfokus pada kericuhan itu lagi. Kami sudah mulai pulih,” kata Bupati Usman di kantornya.

Bupati Usman berharap Tolikara segera pulih dari peristiwa kerusuhan yang terjadi pada Jumat pekan lalu. “Kios yang rusak itu milik warga muslim dan Kristen. Kami ada rencana membangun kembali secara permanen sehingga aktivitas warga kembali pulih,” katanya.

MARIA RITA HASUGIAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.


Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Bupati Tolikara, Usman G. Wanimbo,SE,M.Si, memberikan bantuan modal usaha Rp. 30 juta kepada para pendagang korban peristiwa kebakaran 17 Juli 2015 di Karubaga, Papua. ISTIMEWA
Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.


Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.


Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.


Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan musala pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Lokasi musala itu berada di kompleks Koramil Karubaga. Musala tersebut berukuran 12 x 7 meter persegi. Derwes Jigwa
Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.


Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah kios (ruki) pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Ada 85 ruki yang dibangun. Rinciannya, 65 ruki untuk pedagang korban pembakaran, 12 ruki untuk korban penembakan, dan 8 ruki untuk pemilik lahan tempat berdirinya kompleks ruki (status lahan itu adalah lahan ulayat). Derwes Jigwa
Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.


Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.


Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Para korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu. Mereka rata-rata menderita luka tembak di bagian kaki dan tangan terkena serphan peluru. Dari 11 orang yang jadi korban tertembak, ada enam yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dok 2 Kota Jayapura, Papua, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.


Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Suasana kawasan pertokoan yang kembali dibuka di kota Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, beberapa hari pasca kerusuhan Lebaran, 23 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).


Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Warga Papua menjual koran sambil membaca berita tentang situasi di Tolikara. Mereka menjajakan koran di Terminal Kedatangan, Bandara Sentani, Jayapura, 20 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.