TEMPO.CO, Padang - Kepolisian Resor Padang memberlakukan pengamanan yang ketat terhadap 30 gereja yang ada di Kota Padang, Sumatera Barat, pasca terjadinya kerusuhan di Tolikara, Papua.
Kepala Polres Padang, Ajun Komisaris Besar Wisnu Andayana, menjelaskan pengamanan yang dilakukan secara khusus itu bertujuan agar umat Nasrani di Kota Padang merasa aman dan nyaman dalam menjalankan ibadahnya.
"Kita menghindari dampak dari kejadian di Papua dan kejadian-kejadian di tempat lain, seperti pembakaran pintu gereja di sebuah Jawa Tengah," kata Wisnu, Selasa, 21 Juli 2015.
Menurut Wisnu, pengamanan khusus dilakukan pada setiap kegiatan kebaktian pada setiap Sabtu dan Minggu. Sedangkan pada hari lainnya, petugas melakukan patroli ke seluruh gereja.
Wisnu menjelaskan, 380 personel yang berada di delapan Pos Pengamanan dan dua Pos Pemantauan, dikerahkan untuk melakukan pengamanan gereja. Setiap hari mereka patroli secara bergiliran di semua gereja. "Kita juga selalu berkoordinasi dengan pengurus gerejanya," ujar Wisnu.
Pengamanan terhadap gereja di Padang tidak hanya dilakukan oleh aparat Polres Padang. Tapi juga dibantu aparat Brimob Kepolisian Daerah Sumatera Barat.
Pengamanan akan berlangsung hingga kondisi keamanan dinilai kondusif. Selain itu, Polres Padang akan mempertemukan ormas Islam dengan tokoh agama lainnya untuk membuat pernyataan bersama. Pernyataan berisi imbauan kepada masyarakat agar tidak terpengaruh dengan provokasi dari pihak yang tidak bertanggungjawab. "Pertemuan kami agendakan minggu depan," ucap Wisnu.
ANDRI EL FARUQI