TEMPO.CO, Makassar - Panitia Muktamar Muhammadiyah ke 47 merasa khawatir dengan kondisi keamanan Kota Makassar beberapa pekan terakhir ini. Karena banyak sekali kasus kriminal yang menelan korban jiwa tapi tidak diketahui siapa pelakunya. “Kami takut hal ini juga menimpa peserta Muktamar,” kata Abdul Rachmat Noer, panitia Muktamar kepada Tempo, Rabu 22 Juli 2015.
Menurut Noer, pemerintah Kota Makassar harus menjamin keamanan peserta. Karena sebagai tuan rumah, Makassar harus memberikan keamanan dan kenyamanan kepada para tamu. “Kita akan malu jika terjadi apa-apa terhadap peserta,” katanya.
Dia menambahkan, kepolisian juga harus bertindak tegas terhadap pelaku kriminal. Agar aksi seperti ini tidak selalu terjadi. “Kalau perlu TNI juga harus turun tangan,” kata Noer.
Ketua Panitia Muktamar Husni Yunus mengatakan, jumlah peserta yang diperkirakan hadir lebih 10 ribu orang. Terdiri dari peserta penuh dan penggembira. Kegiatan muktamar sudah mulai dilakukan mulai 26 Juli, yaitu gerak jalan santai. “Tanggal 3 Agustus muktamar akan dibuka oleh presiden Jokowi,” kata Husni.
Husni berharap petugas keamanan bisa memberikan rasa nyaman dan aman kepada peserta. “Karena banyak tokoh dan pejabat yang akan hadir selama muktamar. Ini momentum untuk membuktikan bahwa Makassar adalah kota yang aman,” katanya.
Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal mengatakan, untuk mensukseskan muktamar pihaknya sudah berkoordinasi dengan panitia Muktamar. “Untuk urusan keamanan, kami selalu koordinasi dengan kepolisian,” kata Ical, sapaan Syamsu Rizal.
Dia mengatakan, pemerintah Kota Makassar sudah pasti dan wajib memberikan rasa aman dan nyaman bagi setiap tamu yang datang ke Makassar. Tidak terkhusus bagi peserta Muktamar. “Semua warga yang ada di Makassar harus kita jaga,” kata Ical.
MUHAMMAD YUNUS