TEMPO.CO , Bandung - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) kantor perwakilan Provinsi Jawa Barat, Anang Pratanto, mengatakan pihaknya mecurigai taman-taman di Kota Bandung dimanfaatkan oleh sebagian orang sebagai lokasi baru dalam bertransaksi narkoba.
"Bisa saja, kalau transaksi di mana saja. Kadang satu kali waktu ada perubahan tempat di taman. Metode jual-beli narkotik ini sekarang kan tinggal telepon, bayar, barang disimpan, kemudian diambil sendiri," kata Anang saat dihubungi Tempo, Kamis, 23 Juli 2015.
Anang menambahkan, taman-taman yang minim penerangan dan jarang dikunjungi orang berpotensi besar dijadikan lokasi transaksi narkoba. Di Kota Bandung, masih banyak taman yang belum dilengkapi penerangan.
"Pastinya taman-taman yang gelap-gelap. Kalau taman yang ramai tidak mungkin. Masih banyak taman yang gelap kalau malam, seperti di perempatan Dago, sering juga dipakai pacaran," ucapnya.
Anang berharap Pemerintah Kota Bandung bisa memperbanyak lampu penerangan di taman-taman. Selain itu, perlu ditambah penjagaan yang dikelola oleh pemerintah ke wilayah setempat.
"Sebaiknya sering-sering diadakan kegiatan positif di taman. Harus juga ditambah penerangan, jangan sampai gelap. Sebaiknya taman ada yang urus RT/RW," katanya.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tidak terkejut mendengar masih banyak infrastruktur kota, seperti taman, yang dimanfaatkan sebagai sarana transaksi narkotik.
"Dulu kolong Pasupati bagaimana kurang seram terus kita renovasi sudah jauh berkurang (kriminalitas). Tapi kalau ada laporan itu, kita akan tindaklanjuti," tuturnya.
Pada dasarnya, kata Emil--sapaan akrab Ridwan Kamil--Pemerintah Kota Bandung ingin seluruh taman terang-benderang setiap malam. Untuk itu, dia menargetkan tahun depan program Bandung Caang Baranang bisa berjalan.
"Kendalanya ada pada biaya, karena jumlah lampu yang akan dinyalakan 50 ribu lampu," katanya.
PUTRA PRIMA PERDANA