TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan akan memperbanyak pemasangan kamera pengintai atau closed-circuit television (CCTV) di berbagai titik di Jakarta.
"CCTV itu sangat berguna. Kamu lihat kasus anak hilang di pusat perbelanjaan itu ketahuannya gara-gara CCTV. Makanya kami mau tambah terus," ucap Ahok di Balai Kota, Jumat, 24 Juli 2015.
Ahok mengacu pada kasus anak bernama Shintya Hermawan, 6 tahun, yang hilang di Pusat Grosir Cililitan, Jakarta Timur. Beruntung, anak itu sudah ditemukan dan pulang ke rumah orang tuanya pada Selasa, 21 Juli 2015. Sahirin, sopir Blue Bird, adalah orang yang berjasa mengantarkan anak itu pulang ke rumahnya. Sementara itu, kepolisian masih memburu penculik berdasarkan rekaman wajah yang terekam di CCTV di PGC.
Ahok meminta jenis CCTV yang dipasang di gedung perkantoran dan ruang publik Jakarta bisa mendeteksi wajah manusia secara jelas. Sebab, ujar Ahok, gambar yang berkualitas bisa menjadi data penunjang bagi kepolisian jika ada tindak kriminal. Apalagi, dengan adanya e-KTP, data tiap orang tentu tercatat. "Polisi bisa tahu itu wajah siapa, rumahnya di mana, dan latar belakangnya. Tinggal cari terus tangkap," tutur Ahok.
Ahok memang menargetkan pemasangan ribuan CCTV di seluruh Jakarta. Menurut dia, pengadaan CCTV ini bekerja sama dengan pihak swasta. Ahok berencana memasang 2.000 unit kamera pengintai di Jakarta tahun ini. Jumlah itu bakal terus meningkat hingga 4.800 unit.
Menurut Ahok, pengadaan kamera pengintai itu diperoleh dari operator telekomunikasi yang hendak membangun menara microcell. "Saya beri izin mereka pasang microcell. Saya kasih syarat menyediakan Wi-Fi, lampu jalan, dan CCTV," ucap Ahok.
Ahok juga sudah berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Metro Jaya ihwal titik-titik rawan kejahatan yang perlu dipasangi kamera pengintai.
BISNIS.COM | NI