Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Muktamar NU, Seniman Pamerkan Karya Islam Nusantara  

image-gnews
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai peresmian pembukaan Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama di Makassar, Sulsel, Selasa (23/03).TEMPO/Zulkarnain
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai peresmian pembukaan Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama di Makassar, Sulsel, Selasa (23/03).TEMPO/Zulkarnain
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta -Para aktivis muda Nahdlatul Ulama Yogyakarta menggelar pameran seni rupa, bertema Matja Seni Wali-wali Nusantara. Pameran yang melibatkan 50 seniman ini digelar di Jogja National Museum, 27 Juli-30 Juli 2015. Pameran ini untuk menyambut Muktamar NU ke-33, yang digelar di Jombang, Jawa Timur Agustus mendatang.

Panitia pameran, Hasan Basri, mengatakan pameran seni rupa yang pertama kali digelar oleh aktivis muda NU ini melibatkan sebanyak 50 seniman kondang. Di antaranya Nasirun, Zawawi Imron, Musthofa Bisri, Ahmad Tohari, Lucia Hartini, Ivan Sagita, Agus Suwage, Stefan Buana, Arahmaiani, S Teddy D, Bunga Jeruk, Jeihan, Tisna Sanjaya, Entang Wiharso, dan Heri Dono. Setidaknya terdapat 70-90 judul karya seni yang tampil dalam pameran ini. 

Hasan menyatakan satu di antara tradisi Islam Nusantara adalah menempatkan kesenian pada posisi yang mulia. Kesenian menjadi lambang kematangan rohani manusia. Semakin rendah selera seni sebuah masyarakat menunjukkan rendahnya tingkat spiritualitas masyarakat. Kesenian mampu menampung bahasa rohani sampai pada kemanusiaan.

“Tidak perlu berdebat soal halal dan haram dalam berkesenian. Praktek keberagaman yang lekat dengan kemanusiaan ada dalam seni,” kata Hasan saat jumpa pers di Jogja National Museum, Jumat, 24 Juli 20015. 

Pameran bertema MATJA: Seni Wali-Wali Nusantara merupakan usaha untuk menghadirkan kehangatan hubungan antara Islam dan seni. Islam Nusantara membuka segala kemungkinan untuk mewujudkan perubahan sosial, tanpa memutuskan pertautan dengan masa lalu. Islam Nusantara, kata Hasan,  tidak alergi dengan perubahan. Pameran ini adalah ekspresi berkesenian yang berhubungan dengan tradisi. Seni menyatu dalam keseharian masyarakat Indonesia. Yogyakarta sebagai tempat pameran karena acara seni banyak disuguhkan di kota ini. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kurator pameran, A. Anzieb, mengatakan NU sangat khas dengan konsep Islam Nusantara. Pameran banyak bicara ihwal kebangsaan, tradisi, dan spiritualitas. Tradisi, misalnya merupakan akar budaya. Karya seni yang dipamerkan kontekstual. Dia mencontohkan wayang jumbo berfigur seniman Slamet Gundono, karya seniman Nasirun. Karya ini dekat dengan gagasan Islam Nusantara. Almarhum Slamet Gundono, kata dia, merupakan kiai nusantara, yang melakukan banyak perjalanan dalam kehidupan berkesenian. “Dia merupakan penggagas “seni rakyat”agar tetap relevan dan aktual. 

Nasirun menyatakan tertarik memfigurkan Slamet Gundono karena Almarhum Gundono mampu mendefinisikan dan menafsir Iqro dengan baik. Iqro atau membaca Gundono tafsirkan sebagai membaca bencana alam, membaca perbedaan keyakinan. “Gundono tidak kaku menafsir ayat,” kata Nasirun. 

Dalam pameran itu, ada pula lukisan karya S Teddy D yang bicara soal pluralisme yang bicara tentang keberagaman. Ia melukis Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan posisi tangan menengadah ke atas berupa tulisan arab pegon “pancasila” di atas kanvas. Dalam karya itu, Teddy mengapresiasi figur KH Hasyim Asy’ari (kakek Gus Dur), yang telah membuat rumusan Pancasila, tanpa ada keinginan untuk memaksakan diri menjadikan negara Republik Indonesia sebagai negara Islam. 

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KH Hasyim Asy'ari dan Pergulatan Berdirinya Nahdlatul Ulama

25 Juli 2022

KH Hasyim Asy'ari. Wikipedia
KH Hasyim Asy'ari dan Pergulatan Berdirinya Nahdlatul Ulama

KH Hasyim Asy'ari meninggal pada bulan Ramadhan, tepat 25 Juli 2 tahun setelah kemerdekaan RI. Begini perjalanan spiritual pendirian Nahdlatul Ulama.


Sempat Alot, Pleno Muktamar NU Tetapkan Mekanisme Pemilihan Ketum dan Rais Aam

23 Desember 2021

Logo Muktamar NU di Lampung. Foto: Antara
Sempat Alot, Pleno Muktamar NU Tetapkan Mekanisme Pemilihan Ketum dan Rais Aam

Muhammad Nuh, mengatakan sempat terjadi perdebatan alot terkait mekanisme pemilihan Ketua Umum PBNU dalam sidang pleno 1 Muktamar NU, Rabu malam


Cegah Kerumunan, Nahdliyin Diminta Tonton Muktamar NU Secara Daring

12 Desember 2021

ANTARA/PBNU (nu.or.id)
Cegah Kerumunan, Nahdliyin Diminta Tonton Muktamar NU Secara Daring

Ketua Panitia Pelaksana Muktamar NU ke-34, Imam Aziz, mengimbau dan mendorong seluruh warga NU agar tidak berbondong-bondong datang ke Lampung


Gus Nadir Ingatkan Jadwal Muktamar NU Harus Diputuskan Secara Objektif

21 November 2021

ANTARA/PBNU (nu.or.id)
Gus Nadir Ingatkan Jadwal Muktamar NU Harus Diputuskan Secara Objektif

Jadwal Muktamar NU akan digeser mengingat kebijakan pemerintah yang akan menerapkan PPKM level 3 memasuki libur Natal dan Tahun Baru.


Panitia Minta PBNU Segera Putuskan Tanggal Pelaksanaan Muktamar NU

20 November 2021

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (tengah) bersama Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini (kiri) dan Ketua PBNU Marsudi Syuhud (kanan) mengikuti peringatan Maulid Nabi di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa, 19 Oktober 2021. Acara ini tetap digelar dengan protokol kesehatan ketat karena masih diselenggarakan saat pandemi Covid-19. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Panitia Minta PBNU Segera Putuskan Tanggal Pelaksanaan Muktamar NU

Apapun keputusan yang diambil PBNU, panitia pusat, daerah maupun lokal tetap akan mematuhi kebijakan yang dikeluarkan.


Yahya Staquf Ingin Ada Regenerasi di Kepengurusan PBNU

22 Oktober 2021

Mantan juru bicara (Jubir) Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yahya Cholil Staquf menyapa para undangan usai dilantik menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018. TEMPO/Subekti.
Yahya Staquf Ingin Ada Regenerasi di Kepengurusan PBNU

Yahya Staquf mengutarakan niatnya maju dalam pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar Ke-34 di Lampung.


Muktamar PBNU: Beda Sikap Said Aqil dan Yahya Staquf soal Posisi Politik

17 Oktober 2021

Logo Nahdlatul Ulama. nu.or.id
Muktamar PBNU: Beda Sikap Said Aqil dan Yahya Staquf soal Posisi Politik

Said Aqil dan Yahya Staquf akan bersaing dalam perbetuan posisi Ketua Umum PBNU dalam muktamar pada Desember.


Maju Calon Ketum PBNU, Yahya Staquf Mulai Bergerilya ke Pengurus Cabang

12 Oktober 2021

Mantan juru bicara (Jubir) Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yahya Cholil Staquf menyapa para undangan usai dilantik menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018. TEMPO/Subekti.
Maju Calon Ketum PBNU, Yahya Staquf Mulai Bergerilya ke Pengurus Cabang

Yahya Staquf, akan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PBNU baru dalam Muktamar PBNU ke-34, yang akan digelar Desember 2021.


Profil Yahya Staquf, Salah Satu Calon Ketua Umum PBNU

12 Oktober 2021

Presiden Jokowi mengucapkan selamat kepada mantan juru bicara (Jubir) Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yahya Cholil Staquf usai dilantiknya menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018. TEMPO/Subekti.
Profil Yahya Staquf, Salah Satu Calon Ketua Umum PBNU

Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Staquf mengumumkan maju sebagai calon ketua umum PBNU dalam Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34.


Dinamika Jelang Muktamar NU Diharapkan Tak Sampai Saling Menjatuhkan

10 Oktober 2021

ANTARA/PBNU (nu.or.id)
Dinamika Jelang Muktamar NU Diharapkan Tak Sampai Saling Menjatuhkan

JMM mengatakan dinamika dan kontestasi menjelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) adalah hal yang wajar.