TEMPO.CO, Kupang - Presiden Joko Widodo berjanji meningkatkan produksi Semen Kupang menjadi 1,8 juta ton per tahun dengan meningkatkan sejumlah fasilitas, seperti pelabuhan, dan bahan baku. "Nanti kami akan tambahkan produksinya sehingga menjadi 1,8 juta ton per tahun," kata Jokowi saat berkunjung ke PT Semen Kupang, Sabtu, 25 Juli 2015.
Selama ini, menurut Jokowi, Nusa Tenggara Timur masih kekurangan semen sehingga harus dipasok dari luar daerah. Padahal di NTT bahan baku pembuatan semen sangat komplet. Misalnya, pasir besi, gipsum, dan batu kapur. Karena itu, pemerintah berencana menaikkan produksi semen menjadi 1,8 juta per tahun.
Jokowi menuturkan peningkatan produksi ini harus diikuti dengan peningkatan infrastruktur, seperti pelabuhan dan pembangunan pabrik Semen Kupang III. "Tahun ini, pembangunan Semen Kupang III, yang rampung dalam tiga tahun," kata Jokowi.
Pemerintah, ucap Jokowi, akan memberikan suntikan modal kepada pabrik Semen Kupang. Dia tidak menyebutkan berapa besar dana yang akan diberikan. "Nanti dihitung oleh menteri dan Dirut Semen Kupang," ujar Jokowi.
Dengan adanya pabrik Semen Kupang tersebut, tutur Jokowi, lapangan kerja untuk warga lokal terbuka dan memenuhi kebutuhan pasar di NTT. Semen itu pun bisa diekspor ke Timor Leste.
General Manager PT Sarana Agra Gemilang (SAG)--yang mengelola Semen Kupang melalui kerja sama operasional--Wawan Gunawan mengatakan saat ini produksi semen pabrik Semen Kupang sebanyak 1.400 ton per hari, 30 ribu ton per bulan, atau 400 ribu ton per tahun. "Produksinya bergantung pada permintaan pasar. Kami bisa layani hingga 35 ribu ton per bulan," ucapnya.
Menurut dia, bahan baku pembuatan Semen Kupang sebagian besar diambil dari NTT, seperti batu kapur sebesar 80 persen dan tanah liat 10 persen. "Pasir besi dari Ende. Pasir silika dari Takari dan Sumlili," ujarnya.
Hanya gipsum yang didatangkan dari luar daerah. Wawan menuturkan di NTT terdapat gipsum yang kualitasnya sangat bagus. Namun kendalanya ada pada proses eksplorasinya yang sulit karena masalah adat. "Tambang agak sulit dilakukan di NTT. Padahal gipsum banyak terdapat di Alor," katanya.
YOHANES SEO