TEMPO.CO, Depok - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Depok memperkirakan ada lonjakan jumlah penduduk lebih dari 4 persen seusai Lebaran. Kepala Dinas Kependudukan Kota Depok Misbahul Munir mengatakan kebanyakan dari mereka beralasan mau sekolah dan mencari peruntungan di Depok.
Munir berujar, tahun ini Depok bakal kebanjiran pendatang karena akan ada pilkada pada Desember 2015. "Kami akan melakukan operasi ke kompleks perumahan, apartemen, dan tempat yang menjadi tujuan pendatang," ucap Munir, Jumat, 24 Juli 2015.
Munir menjelaskan, penduduk yang datang dan secara resmi tercatat sebanyak 100-150 per hari. "Mereka yang datang dan membawa surat pindah. Tidak resmi lebih banyak lagi," tuturnya. Total jumlah penduduk Depok tercatat 2.042.139 juta jiwa per Desember 2014.
Para pendatang kebanyakan mengontrak dan tinggal bersama keluarga yang ada di Depok. Pemerintah, kata dia, bakal melakukan operasi yustisi pada satu-dua pekan seusai Lebaran.
Mereka yang terjaring dalam operasi yustisi harus memiliki surat keterangan tempat tinggal (SKTT) yang berlaku selama enam bulan. Bila surat itu habis masanya, pendatang harus kembali ke daerah asalnya atau dideportasi.
Munir mengaku pihaknya bakal bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja dalam operasi yustisi di 33 titik. "Rata-rata pendatang dari Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Depok memang menjadi daerah tujuan pendatang selain Jakarta," ucapnya.
IMAM HAMDI