TEMPO.CO, Lumajang - Kepanikan masyarakat terjadi di pesisir pantai selatan Kabupaten Lumajang di Kecamatan Tempursari, Minggu siang, 26 Juli 2015. Masyarakat yang sedang beraktivitas di pantai berhamburan menjauhi pantai selatan.
"Masyarakat panik dan lari berhamburan menjauhi pantai," kata Samsul, tokoh masyarakat di Desa Buluhrejo, Kecamatan Tempursari, kepada Tempo, Minggu siang ini.
Menurut Samsul, gempa itu sangat dirasakan warga di Kecamatan Tempursari. "Getarannya sangat terasa," ucap Samsul. Warga khawatir gempa itu akan menimbulkan tsunami. "Karena belum lama ini juga terjadi gempa yang juga dirasakan warga pesisir pantai selatan."
Selain itu, gempa yang terjadi sekitar pukul 14.05 WIB ini lebih keras getarannya dibanding sebelumnya. Samsul berujar, ketika gempa terjadi, masyarakat banyak yang beraktivitas di pinggiran pantai. "Ada juga yang mandi di pinggiran dan ada yang berada di laut," tuturnya. Warga yang berada di pinggiran pantai langsung berhamburan menjauhi pantai. Sedangkan yang ada di laut langsung mendarat ke pantai.
Samsul mengatakan, hingga satu jam pascagempa, belum ada warga yang berani turun ke pantai. "Warga masih menjauh dari pantai karena takut gempa susulan yang berpotensi menyebabkan gelombang tsunami," ucapnya.
Gempa tidak hanya dirasakan warga di pesisir selatan Lumajang, tapi juga yang tinggal di puluhan kilometer dari garis pantai. "Lindu (gempa) juga terasa di Kota Lumajang dan Sukodono," ujar Tutik, warga Sukodono. Pesisir selatan berjarak sekitar 30 kilometer dari garis pantai terdekat di Kecamatan Tempeh.
Komandan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lumajang Wawan juga mengatakan gempa dirasakan warga Kabupaten Lumajang. Sejumlah anggota TRC Lumajang dikerahkan ke pesisir selatan Lumajang untuk memantau situasi pascagempa.
Sementara itu, BPBD Lumajang menyatakan gempa dengan magnitudo 6,3 skala Richter terjadi pada Minggu, 26 Juli 2015, pukul 14.05 WIB. Pusat gempa berada di 9.57 Lintang Salatan dan 112.64 Bujur Timur sekitar 150 kilometer barat daya Kabupaten Malang, Jawa Timur, di kedalaman 10 kilometer.
DAVID PRIYASIDHARTA