TEMPO.CO, Pekanbaru - Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti Riau. Asap kembali pekat sejak sepekan terakhir usai Hari Raya Idul Fitri 1436 H. Akibatnya, kualitas udara di sejumlah wilayah memburuk.
Indeks Standar Pencemaran Udara di Pekanbaru mencapai 100 Psi atau tidak sehat. "Info alat pemantau PM10, ISPU Stamet Pekanbaru dalam kategori tidak sehat," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Pekanbaru, Sugarin, Senin, 27 Juli 2015.
Berdasarkan pantauan Tempo, asap pekat tampak menyelimuti udara menutupi puncak bangunan tinggi. Asap terlihat sejak pagi. Aroma asap juga kentara menusuk hidung.
Sugarin mengatakan dampak kabut asap membuat jarak pandang terbatas di beberapa wilayah seperti Rengat 500 meter, Pekanbaru 2 kilometer, Dumai 2 kilometer, dan Pelalawan 4 kilometer. Secara umum, katanya, kondisi cuaca di wilayah Riau cerah berawan disertai kabut asap tipis pada pagi dan malam hari
Menurut Sugarin, satelit Tera dan Aqua memantau 25 titik panas di Riau. Jumlah tersebut cenderung menurun dari hari sebelumnya mencapai 122 titik.
Adapun penyebaran titik panas tersebar di Indragiri Hilir 12 titik, Indragiri Hulu tujuh titik, Bengkalis tiga titik, Dumai dua titik, dan Pelalawan satu titik. "Tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau 20 titik panas," ujarnya.
Sedangkan pergerakan angin secara umum bergerak dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan 05 hingga 15 knots (09-29 km/jam). Temperatur maksimal 32 hingga 34 derajat Celsius.
Meski demikian, kabut asap belum mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. "Penerbangan berjalan lancar," kata Duty Manajer Bandara SSK II Hasnan.
RIYAN NOFITRA