TEMPO.CO, Manado - Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Manado membatasi wartawan yang hendak meliput aktivitas hari terakhir pendaftaran calon Wali Kota dan Wakil Wali kota Manado, Selasa, 28 Juli 2015.
Wartawan hanya diperbolehkan meliput sampai depan pintu masuk kantor KPUD Manado. Petugas melarang wartawan masuk dengan dalih wartawan tak memiliki kartu khusus yang dikeluarkan KPUD. "Ini perintah dan sesuai dengan arahan komisioner," kata salah seorang petugas.
Petugas tersebut malah menyalahkan wartawan, yang dianggap tidak mengikuti tahapan pemilihan kepala daerah sejak pendaftaran calon. "Wartawan baru sekarang datang, kenapa tidak dari kemarin-kemarin?" kata petugas lainnya.
Karena dilarang masuk ke kantor KPUD, wartawan pun protes. Aldrin Salendu, kontributor Metro TV, meminta para komisioner KPUD Manado membaca Undang-Undang Pers karena pihak yang menghalang-halangi kerja jurnalis bisa dikenai hukum pidana. "Kami dilindungi undang-undang dan dibekali tanda pengenal dari perusahaan kami," kata Salendu.
Ishak Kusrant, dari Kompas TV, menilai KPUD Manado telah melanggar aturannya sendiri dengan membatasi keterbukaan informasi. "Mungkin KPU lupa aturan yang mereka buat sendiri tentang keterbukaan informasi," ujar bekas Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen Kota Manado ini.
Untuk meredam protes para wartawan, Ketua KPUD Manado Eugene Paransi akhirnya keluar dari ruangan. Paransi membantah pihaknya sengaja menghalang-halangi kerja wartawan. Menurut dia, persoalan wartawan tak diperbolehkan masuk terjadi karena kartu pers khusus yang disediakan pihaknya telah habis. "ID yang kami sediakan habis," kata Paransi.
Paransi berujar, justru dia telah memerintahkan petugas yang berjaga di depan pintu untuk memperbolehkan wartawan masuk. "Yang penting ada ID card, wartawan jelas bisa masuk. Tapi karena keterbatasan ruangan, kami minta untuk saling mengerti, jangan sampai calon yang mendaftar justru terganggu," kata Paransi.
Pada hari terakhir pendaftaran ini, rencananya ada empat pasangan calon yang akan mendaftar, yakni G.S. Vicky Lumentut-Mor Bastiaan, yang diusung Partai Demokrat; Hanny Joost Pajouw-Tonny Rawung, yang diusung PDI Perjuangan dan NasDem; Harley Mangindaan-Jemmy Asiku, yang diusung Partai Gerindra dan Hanura; serta Jimmy Rimba Rogi-Boby Daud, yang diusung Partai Golkar, PAN, dan PPP.
ISA ANSHAR JUSUF