TEMPO.CO, Jayapura - Seorang warga Kampung Heri, Distrik Mamberamo Tengah, Kabupaten Mamberamo Raya, bernama Naftali Rukweri, 15 tahun, yang sempat hilang saat gempa akhirnya ditemukan. Gempa 7,2 Skala Richter mengguncang Kabupaten Mamberamo Raya, Papua, tepatnya di 2,87 Lintang Selatan dan 138,53 Bujur Timur pada pukul 06.41 WIT, Selasa, 28 Juli 2015.
"Naftali ditemukan warga dalam kondisi sudah meninggal. Dia jatuh ke Sungai Mamberamo selama kurang lebih lima jam," kata seorang warga Kasonaweja, Andre Fonataba, 35 tahun, Selasa, 28 Juli 2015.
Berdasarkan informasi yang diterima Andre, saat itu Naftali sedang berjalan menyusuri Sungai Mamberamo untuk mencari ikan. "Tapi saat gempa mengguncang pagi tadi ia pusing, lantas terpeleset dan terjatuh ke sungai. Tubuhnya terseret, terbawa arus sungai yang cukup deras," katanya.
Gempa yang mengguncang wilayah Mamberamo Raya ini memang terasa kuat dirasakan warga di Kasonaweja dan sekitarnya. Penduduk berhamburan keluar rumah. "Saat gempa terjadi, warga sibuk berktivitas pagi dan anak-anak akan ke sekolah," kata Andre.
Kepala BMKG Wilayah V Jayapura Slamet Suyitno Raharjo menjelaskan gempa 7,2 SR itu berpusat di darat dengan kedalaman 49 kilometer. "Lokasinya sekitar 75 kilometer arah tenggara Mamberamo Raya atau 81 kilometer arah timur laut Tolikara, atau 100 kilometer barat laut Memberamo Tengah," katanya.
Slamet memastikan gempa tersebut tak berpotensi tsunami karena terjadi di darat. Namun guncangannya dapat dirasakan hingga 5 MMI di Memberamo Raya, 4 MMI di Sarmi, 3 MMI di Wamena-Serui, 2-3 MMI di Sentani, Jayapura, Biak, Genyem, Mulia dan 2 MMI di Timika. "Gempa susulannya 4,6-4,8 SR di Mamberamo Raya," katanya.
CUNDING LEVI