TEMPO.CO, Jakarta - Dua anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Yenti Garnasih dan Natalia Subagyo, Selasa, 28 Juli 2015, mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi.
Menurut Yenti, kedatangannya ke KPK untuk meminta bantuan komisi antirasuah itu ikut menelusuri rekam jejak 48 calon pemimpin KPK. "Kan, kita mau tracking. Sekarang kami bawa data track record 48 calon ke KPK," kata Yenti.
Sebelumnya, Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi telah meminta bantuan sejumlah lembaga pemerintah, seperti Polri, Kejaksaan Agung, dan Badan Intelijen Negara, untuk tujuan yang sama.
Berbagai tahapan telah dilakukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi guna menjaring kandidat yang layak memimpin KPK untuk periode 2015-2018. Setelah jumlah kandidat mengerucut menjadi 48 orang, mereka saat ini menjalani tahap berikutnya berupa tes profile assessment.
Sejumlah nama lolos masuk daftar 48 kandidat itu. Di antaranya pemimpin sementara KPK, Johan Budi SP; dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang saat ini menjabat Ketua Dewan Kehormatan Pemilu, Jimly Asshiddiqie. Ada pula sejumlah petinggi Polri dan kejaksaan.
Dari 48 kandidat itu, akan mengerucut lagi sehingga diperoleh lebih dari delapan nama yang akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.Presiden Jokowi akan memilih delapan nama untuk diajukan kepada Komisi III DPR guna menjalani uji kelayakan. Delapan nama itu akan bergabung dengan dua nama hasil seleksi sebelumnya, yakni Busyro Muqoddas dan Robby Arya Brata. Kemudian DPR akan memilih lima nama untuk memimpin KPK periode 2015-2018.
LINDA TRIANITA