TEMPO.CO, Jombang - Bekas Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Salahudin Wahid menuding kepengurusan PBNU periode 2010-2015, yakni era kepemimpinan Said Aqil Siradj, tidak berjalan maksimal, terutama dalam menjalin sinergi dengan pengurus wilayah (PW) dan pengurus cabang (PC).
Pemimpin Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, yang biasa disapa Gus Solah itu mendasarkan tudingannya sesuai keluhan para pengurus di tingkat wilayah dan cabang. “Pengurus di daerah, baik PW maupun PC, banyak yang mengeluh karena PBNU yang sekarang tidak komunikatif dengan daerah,” katanya, Selasa, 28 Juli 2015.
Baca Juga:
Gus Solah mengatakan dia mendapat keluhan setelah keliling ke sepuluh provinsi. Di antaranya Banten, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Kepulauan Riau, dan Sumatera Utara.
Dalam perjalanan keliling itu, Gus Solah bertemu dengan pengurus tingkat wilayah hingga pengurus cabang. “Jalannya organisasi tidak memuaskan. Itu yang saya tangkap dari keliling ke mana-mana,” ujarnya.
Namun Gus Solah tidak menjelaskan secara detail apa yang dimaksudnya dengan organisasi yang tidak berjalan maksimal itu.
Menghadapi Muktamar PBNU yang akan berlangsung di Jombang pada 1-5 Agustus 2015, Gus Solah belum memastikan apakah akan kembali maju sebagai calon Ketua Umum Tanfidziyah PBNU. Sebelumnya, Gus Solah gagal meraih posisi puncak eksekutif organisasi keagamaan terbesar di Indonesia itu, yakni pada Muktamar ke-31 di Boyolali, Jawa Tengah, dan Muktamar ke-32 di Makassar, Sulawesi Selatan.
Adik kandung Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini malah sempat tak berniat maju lagi. “Saya sudah dua kali (gagal), tapi sekarang ada kiai dan cabang-cabang yang meminta saya,” tuturnya.
Gus Solah belum menghitung berapa besar dukungan PW dan PC kepadanya. “Masih ditaksir,” ucapnya.
Hingga saat ini, setidaknya ada tiga orang yang diprediksi bakal dicalonkan sebagai ketua umum. Di antaranya, Said Aqil Siradj, As’ad Said Ali—yang saat ini menjabat Wakil Ketua PBNU—dan Gus Solah. Tempo sedang berupaya mendapatkan jawaban dari Said Aqil atas kritik ini.
ISHOMUDDIN