TEMPO.CO, Jakarta - Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, membantah partainya membuka kemungkinan menarik Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan mengusungnya kembali pada pemilihan kepala daerah 2017 mendatang. "Pokoknya kami tak calonkan Ahok," kata Fadli Zon kepada Tempo yang menghubunginya, Senin, 27 Juli 2015.
Fadli Zon meluruskan informasi soal sikap Hashim Djojohadikusumo, Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, yang ditanya wartawan mengenai Ahok. Menurutnya, banyak orang salah persepsi karena pernyataan Hashim Djojohadikusumo.
“Waktu itu Pak Hashim kan cuma bilang, ‘kami nanti ada calon terbaik’, enggak sebut siapa-siapa,” kata Fadli Zon. "Saya sudah cek ke Pak Hashim, dia tidak mengatakan akan mencalonkan Ahok. Dia hanya bilang akan mencalonkan yang terbaik," ucap Fadli. (Baca: Taufik Peringatkan Ahok Jika Ingin Balik ke Gerindra)
Calon yang terbaik yang dimaksud oleh adik Prabowo Subianto itu, menurut Fadli, bukan sosok seperti Ahok. Sebab, kata dia, Ahok sudah menjadi kutu loncat karena meninggalkan Partai Gerindra yang mengusungnya. "Lagi pula, prestasi Ahok di DKI juga tidak terlihat. Apa prestasinya?" ucapnya. (Baca:Gerindra: Ahok Tak Tahu Terima Kasih)
Kabar Gerindra akan menarik Ahok muncul setelah Hashim ditanya wartawan di Bina Graha usai bertemu Luhut Panjaitan, Kepala Kantor Kepresidenan, pekan lalu. Hashim menyebut hubungan Gerindra dengan Ahok cukup baik meski Gubernur DKI ini sudah menyatakan keluar dari Gerindra. Hashim bahkan menyebut sempat makan siang dengan Ahok pada 22 Juli.
Karena itu, Hashim menyatakan tidak menutup peluang partainya akan kembali mendukung Ahok dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta tahun 2017. "Never say never. Pak Prabowo sangat mengerti. Beliau sangat-sangat orang yang paling memaafkan," kata Hashim. (Baca: Prabowo Legowo Ahok Keluar dari Gerindra)
Menurut Hashim, seluruh kemungkinan itu selalu ada karena pemilihan DKI Jakarta baru berlangsung 2017 atau dua tahun lagi. "Dua tahun kan masih lama, jadi everything is possible," ucap Hashim.
Ahok memutuskan hengkang dari Gerindra pada 10 September 2014. Saat itu Ahok sempat berseberangan dengan sikap Gerindra yang mendukung pelaksanaan pilkada tak langsung. Sementara Ahok adalah produk dari pilkada langsung. Pilkada itu pula yang membuatnya bergabung dengan Gerindra yang berkoalisi dengan PDIP dan memasangkannya dengan Joko Widodo. (Baca: Ahok: Saya Bukan Kader Gerindra yang Baik) dan (Baca: Ahok Ogah Berpartai Gara-gara RUU Pilkada)
DIAH HARNI SAPUTRI | ERWAN HERMAWAN