TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Inggris termasuk mitra dagang Indonesia yang terbesar di Eropa. Pemerintah dan pengusaha Inggris melirik kerja sama di bidang energi, keuangan, infrastruktur, dan perdagangan di Indonesia. "(Kedatangan) ini kan baru penjajakan semua," katanya saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa, 28 Juli 2015.
Kalla mengatakan pertemuan dengan Inggris ini belum membicarakan investasi yang akan ditanam di Indonesia. Menurut dia, investasi Inggris di Indonesia sudah cukup terdiversifikasi ke sejumlah sektor. Dia mencontohkan Astra International yang saat ini dimiliki Britania Raya.
Kalla mengakui adanya permintaan reformasi regulasi dan pengurangan-pengurangan bea masuk dalam pertemuan dengan pengusaha Inggris.
Dia mengatakan pembahasan mengenai Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) atau persetujuan kerja sama komprehensif ekonomi dengan 27 negara Uni Eropa akan dibahas pada September mendatang. Dengan dimulainya pembahasan CEPA, dia berharap kajian tersebut selesai pada akhir tahun.
Ihwal tawaran credit financing sebesar US$ 1,5 miliar dari Inggris, Kalla mengatakan akan menerima selama kondisinya baik. "Kita butuh perdagangan. Artinya, kalau kita mengimpor barang dari Inggris, dikasih kredit," katanya.
Kalla menawarkan berbagai potensi bisnis yang dimiliki Indonesia oleh kepada Perdana Menteri Inggris David Cameron. Dia berharap Inggris meningkatkan nilai investasinya di Tanah Air. Potensi yang dimiliki oleh Indonesia, menurut Kalla, telah dimanfaatkan dengan baik oleh Inggris untuk berinvestasi.
"Nilai perdagangan antara Indonesia dan Inggris saat ini tercatat sebagai terbesar keempat di antara negara Uni Eropa selama tiga tahun terakhir," kata Kalla. Menurut dia, masih banyak peluang yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai perdagangan ini.
ALI HIDAYAT