TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Pekerja PT Jakarta International Container Terminal (JICT) meminta maaf lantaran pelayanan terminal bongkar-muat hari ini sempat tidak beroperasi.
Hari ini Serikat Pekerja PT JICT melakukan aksi mogok sebagai bentuk solidaritas atas pemecatan dua karyawan perusahaan itu yang mereka anggap dilakukan sepihak.
"Kini terminal sudah beroperasi kembali. Rekan-rekan sudah kami imbau untuk bekerja," ujar Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja JICT Firmansyah di kantor JICT, Selasa, 28 Juli 2015.
Menurut Firmansyah, sebelumnya Serikat Pekerja beberapa kali mengadakan aksi damai. Demonstrasi sebelumnya dilakukan untuk memprotes rencana PT Pelabuhan Indonesia (Persero) II memperpanjang konsesi JICT ke Hutchison Port Holdings yang dianggap merugikan negara.
Sejak dinihari tadi, sedikitnya 3.663 kontainer dari kapal maupun gudang menumpuk di sekitar JICT. Akhirnya, otoritas pelabuhan setempat mengalihkan truk kontainer yang menumpuk tersebut ke lahan parkir di pelabuhan terdekat.
Ada sebanyak 3.663 kontainer yang sedianya dibongkar-muat ke tiga kapal, yakni Norther Figure, Louds Island, dan CSL Panama. Menurut Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Bay M. Hasani, kapal-kapal tersebut seharusnya menyelesaikan proses bongkar-muat hari ini dan bertolak ke Cina dan Taiwan. "Sekarang aktivitas mereka terhambat," ujar Bay.
Jika diperlukan, kata Bay, otoritas Tanjung Priok bersama JICT bakal memperbanyak alternatif lokasi bongkar-muat, yakni di Terminal Peti Kemas Koja dan Terminal III JICT. Tindakan ini diambil untuk menghindari penumpukan kontainer di satu terminal.
Dari pantauan Tempo, terminal JICT kembali beroperasi pada pukul 12.30 WIB. Truk-truk terlihat sudah lalu-lalang mengangkut kontainer di sekitar pelabuhan.
ROBBY IRFANY