TEMPO.CO, Islamabad - Polisi Pakistan menembak mati pemimpin organisasi terlarang Lashkar-e-Jhangvi ketika dia mencoba melarikan diri bersama pengikutnya dari kawalan petugas di Provinsi Punjab.
Menurut keterangan kepolisian kepada media, Malik Ishaq—pemimpin Lashkar-e-Jhangvi—bersama dua putranya, Usman dan Haq Nawaz, serta sebelas pengikutnya tewas dalam adu tembak dengan petugas keamanan pada Selasa dinihari waktu setempat, 28 Juli 2015. "Sedikitnya enam polisi cedera dalam insiden tersebut," kata polisi.
Koresponden Al Jazeera, Kamal Hyder, melaporkan dari Islamabad, "Malik Ishaq ditahan minggu lalu bersama kedua putranya. Dia pernah menghabiskan 14 tahun dalam penjara dan dibebaskan pada 2011."
Ishaq telah dimasukkan oleh Amerika Serikat dalam daftar teroris internasional dan dianggap orang yang paling bertanggung jawab atas kematian ratusan warga sipil, mayoritas muslim Syiah. Dia dan kedua putranya ditahan oleh Departemen Anti-Terorisme (CTD) pekan lalu.
Dalam keterangannya kepada kantor berita Reuters, dua pejabat senior kepolisian Pakistan mengatakan adu senjata api itu bermula ketika Ishak dan kedua putranya akan dipindahkan ke sebuah tempat di Punjab. "Di tengah perjalanan, konvoi petugas keamanan diserang oleh sejumlah pria bersenjata untuk membebaskan mereka."
Hal ini berbeda dengan penjelasan juru bicara CTD. Dia mengatakan Ishaq, dua putranya, Ghulam Rasool Shan, dan dua terdakwa lain—semuanya anggota Lashkar-e-Jhangvi—akan dibawa ke Muzaffargarh oleh Departeman untuk membantu menemukan senjata dan bahan peledak.
"Ketika polisi akan mengembalikan dia ke penjara setelah penemuan senjata tersebut, petugas diserang oleh 12-15 pria bersenjata. Mereka berhasil membawa kabur Ishaq, kedua putranya, dan para terdakwa lain dengan sepeda motor," ujar juru bicara itu.
Kini, semua mayat dipindahkan ke rumah sakit di Distrik Muzaffargarh. Adapun jenazah Ishaq dan kedua putranya akan diotopsi sebelum dibawa ke Rahim Yar Khan, tempat markas gerakan Lashkar.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN