TEMPO.CO, Probolinggo - Puluhan desa di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengalami krisis air bersih. Upaya penanganan jangka pendek dengan mendistribusikan air bersih mulai dilakukan ke sejumlah desa-desa yang mengalami krisis.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo Dwijoko mengatakan sebanyak 40 desa berpotensi mengalami krisis air bersih. Ke-40 desa itu tersebar di sebelas kecamatan. Dari 40 desa yang terdampak krisis air bersih sekitar 12 desa.
Sejak Juni lalu, Dwijoko mengungkapkan, ke-12 desa yang mengalami krisis sudah mulai disuplai air bersih. “Mulai Agustus kami mendistribusikan air bersih ke 40 desa, baik yang terdampak atau yang berpotensi,” ujar dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 30 Juli 2015.
Data BPBD Probolinggo menyebutkan kesulitan air bersih tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Sukapura, Sumber, Kuripan, Bantaran, Leces, Banyuanyar, Krucil, Wonomerto, Plumbang, Tongas dan Sumberasih. ”Tersebar di wilayah barat dan tengah di Kabupaten Probolinggo,” kata Dwijoko. Menurut dia, pendistribusian air bersih tersebut untuk memenuhi kebutuhan dasar warga, yakni makan dan minum, juga untuk kebutuhan minum ternak.
BPBD Kabupaten Probolinggo memiliki enam armada truk tangki yang masing-masing berkapasitas 6 ribu liter. ”Setiap hari masing-masing kendaraan ini dua kali mendistribusikan air bersih. Setiap truk per harinya mendistribusikan 12 ribu liter air bersih,” ujarnya.
Kategori mengalami krisis air bersih, kata Dwijoko, adalah ketika sumber air terdekat yang bisa diperoleh warga berjarak sekitar kurang lebih 3 kilometer. Dwijoko juga mengatakan musim kemarau di Probolinggo, berdasarkan perkiraan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika, hingga November mendatang. Dwijoko mengatakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk menangani krisis air bersih baru penanganan jangka pendek saja, yakni pendistribusian air bersih.
Bupati Probolinggo Puput Tantriana telah mencanangkan tahun 2018 bebas dari krisis air bersih. Artinya, tidak ada desa yang kesulitan air bersih buat memenuhi kebutuhan dasar warganya. ”Ada sejumlah program yang diharapkan bisa selesai pada 2018. Sejumlah satuan kerja terkait air bersih melakukan upaya-upaya agar pada 2018 tidak ada desa yang kesulitan air bersih," katanya.
Upaya yang dilakukan antara lain, Pekerjaan Umum (PU) Pengairan membuat embung-embung di daerah-daerah resapan. Badan Lingkungan Hidup memperbanyak reboisasi serta biopori. Selain itu, Pekerjaan Umum Cipta Karya membuat grand design perpipaan untuk air bersih. Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM bakal memperluas jaringan ke daerah yang kesulitan air bersih. ”Semua upaya itu dilakukan dengan harapan pada 2018 tidak ada desa yang kesulitan air bersih,” ujar dia.
DAVID PRIYASIDHARTA