TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan pihaknya akan mendesain ulang beberapa depo proyek pembangunan transportasi massal, mass rapid transit. Perubahan itu lantaran belum dibebaskannya lahan dan pembongkaran untuk stasiun.
Menurut Dono, perubahan itu akan dilakukan di lima tempat. "Di Stadion Lebak Bulus, lahan hibah dari Lembaga Pendidikan Kepolisian, Stasiun Cipete, Stasiun Haji Nawi, dan lahan di dekat Jalan T.B. Simatupang," katanya di lokasi pembangunan Stasiun Bawah Tanah Senayan, Kamis, 30 Juli 2015.
Dono menjelaskan, di Stadion Lebak Bulus dan lahan hibah dari Lembaga Pendidikan Kepolisian, pihaknya akan tetap melakukan pengerjaan proyek, tapi tidak maksimal. Sebab, ucap dia, hingga saat ini, belum ada pembongkaran di dua lokasi itu. "Sampai saat ini masih tahap lelang," ucapnya.
Untuk di Cipete dan Haji Nawi, ujar Dono, jika lahan tidak segera dibebaskan, pihaknya menyediakan dua opsi. Yakni stasiun tanpa pintu masuk atau stasiun dengan satu pintu masuk.
Sedangkan untuk lahan di dekat Jalan T.B. Simatupang, tepatnya di bengkel Ufo, pihaknya membutuhkan tiga tempat. Tempat itu, tutur Dono, dibutuhkan untuk membangun tiang pancang.
Baca Juga:
Menurut Dono, tiang pancang itu untuk membangun jalur di atas Jalan Tol T.B. Simatupang. "Kalau tidak dapat, kami akan merubah desain untuk jalur di sana," katanya.
Tapi, ucap Dono, semua hal itu merupakan langkah terakhir jika lahan tidak terbebaskan. "Kami sudah cukup sabar, karena pembebasan tanah targetnya selesai pada 2013," ujarnya.
HUSSEIN ABRI YUSUF