TEMPO.CO, Kabul - Pemerintah Afganistan membenarkan rumor yang berkembang bahwa pemimpin Taliban, Mullah Omar, telah tewas dua tahun silam. Kabul tidak menjelaskan detail penyebab kematiannya.
Juru bicara kantor kepresidenan mengatakan pada Rabu, 29 Juli 2015, bahwa pemimpin yang tak pernah muncul di depan publik sejak invasi Amerika Serikat ke Afganistan pada 2001 itu meninggal dalam perjuangan bersenjata melawan pasukan pemerintah pada April 2013. Namun tidak ada bukti yang cukup mengenai klaim pemerintah tersebut.
"Pemerintah Afganistan yakin bahwa perundingan damai dengan kelompok bersenjata telah mencapai jalan yang lebih bagus daripada sebelumnya. Oleh karena itu diharapkan seluruh kelompok perjuangan memanfaatkan peluang perundingan ini dan bergabung ke dalam proses perdamaian," kata pemerintah melalui siaran pers.
Sebaliknya, Taliban menolak klaim pemerintah mengenai kematian pemimpin mereka. Omar tidak terlihat di depan publik sejak 2001 ketika AS memimpin sekutunya melakukan invasi ke Afganistan guna mendongkel pemerintahan Taliban di Kabul.
Meskipun pemerintah AS tidak mengkonfirmasi kematian Omar, wakil juru bicara Gedung Putih, Eric Shultz, mengatakan kepada Al Jazeera, "Kami yakin laporan kematian Omar dapat dipercaya."
Rumor mengenai kesehatan dan kematian Omar secara berkala muncul ke permukaan dalam beberapa tahun ini, tetapi klaim terakhir-hanya dua hari sebelum perundingan damai antara pemerintah dan kelompok bersenjata-pemerintah Afganistan telah membenarkan kematian tokoh tersebut.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN