TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jerman membuka penyelidikan terhadap Netzpolitik.org dengan pasal pengkhianatan karena situs berita itu membuat tulisan tentang rencana badan intelijen negara ini yang akan meningkatkan pengawasan atas komunikasi online.
Media Jerman mengatakan, itu adalah pertama kalinya dalam lebih dari 50 tahun jurnalis menghadapi dakwaan pengkhianatan, dan beberapa pihak mengecam langkah ini dan menyebutnya sebagai serangan terhadap kebebasan pers.
"Jaksa penuntut federal telah memulai penyelidikan atas dugaan pengkhianatan atas artikel ... dipublikasikan di blog internet Netzpolitik.org," kata juru bicara kantor kejaksaan federal Jerman seperti dilansir The Guardian edisi 31 Juli 2015.
Juru bicara itu menambahkan, pengusutan ini menyusul adanya pengaduan pidana oleh badan intelijen dalam negeri Jerman, Office for the Protection of the Constitution (BfV) atas artikel tentang BfV yang muncul di website itu pada edisi 25 Februari 2015 dan 15 April 2015. Tulisan itu disebut berdasarkan dokumen rahasia yang bocor.
Lembaga penyiaran publik ARD melaporkan, Netzpolitik.org telah menerbitkan sebuah artikel tentang bagaimana BfV sedang mencari dana tambahan untuk meningkatkan pengawasan di dunia online, dan berencana membentuk unit khusus untuk memantau media sosial.
Website itu mengkhususkan diri dalam politik internet, perlindungan data, kebebasan informasi, dan isu-isu hak digital. "Ini merupakan serangan terhadap kebebasan pers," kata wartawan Netzpolitik.org, Andre Meister, yang menjadi sasaran penyelidikan bersama dengan pemimpin redaksi Markus Beckedahl, dalam sebuah pernyataan. "Kami tidak akan terintimidasi oleh ini."
Michael Konken, kepala asosiasi pers Jerman, menyuarakan pandangan yang sama dan menyebut penyelidikan pemerintah ini sebagai "upaya yang tidak dapat diterima untuk memberangus dua wartawan yang kritis".
Pada tahun 1962 Menteri Pertahanan, Franz Josef Strauss, dipaksa mengundurkan diri setelah ada dakwaan pengkhianatan yang diajukan terhadap mingguan berita Der Spiegel atas berita utama yang menuduh angkatan bersenjata Jerman Barat tidak siap membela diri melawan ancaman komunis dalam Perang Dingin.
GUARDIAN | ABDUL MANAN