TEMPO.CO, Yogyakarta - Kedatangan ekspedisi Cheng Ho ke Nusantara pada abad 15 silam ternyata membawa pengaruh terhadap corak Islam yang berkembang di Indonesia. Laksamana muslim asal Cina tersebut turut menyebarkan Islam di Nusantara dengan semangat damai dengan menjalin kerukunan dengan umat lain.
Pegiat Jaringan Gusdurian di Yogyakarta Rifqi Fairuz mengatakan hingga saat ini orang Cina di Indonesia tetap menghargai nama Cheng Ho. “Meski seorang muslim, nama Cheng Ho tetap abadi di kelenteng-kelenteng,” katanya dalam diskusi Cheng Ho Dalam Jejak Islam Nusantara di Jogja National Museum, Yogyakarta Kamis 30 Juli 2015.
Diskusi tersebut merupakan bagian dari kegiatan yang digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menjelang Muktamar ke-33 yang bertema Islam Nusantara di Jombang, Jawa Timur, 1-5 Agustus 2015. Diskusi tentang Cheng Ho di Yogyakarta kali ini, kata Rifqi, memperlihatkan bahwa Islam Nusantara tak hanya Islam Jawa atau daerah lain di Indonesia. “Tak bisa dinafikan yang membentuk Islam Nusantara juga datang dari Cina,” katanya.
Cheng Ho mengawali perjalanannya dari Nanjing, kala itu ibukota Cina, 600 tahun lalu. Ia memimpin 27 ribu orang dalam ratusan kapal. Dalam tiap perjalanannya, ekspedisi ini selalu mampir ke Nusantara.
Meski membawa banyak tentara, pasukan itu sekadar bertugas menjaga pelayaran. Lagipula, “Selama ekspedisi Cheng Ho tak pernah menjajah atau merampas dari daerah yang disinggahi,” katanya.
Baca Juga:
Cheng Ho (Zheng He) lahir tahun 1381 dari keluarga muslim yang taat dan bermarga Ma. Para leluhurnya bahkan pernah berhaji ke Mekkah. Saat berusia belasan tahun, Cheng Ho bergabung dengan militer. Ia ikut membantu Yongle dari Dinasti Ming mengkudeta Kaisar Jianwen. Saat Yongle naik tahta, ia mengganti marga Ho menjadi Zheng.
Menurut dia, Cheng Ho menggelar ekspedisi sebanyak tujuh kali selama periode 1405-1433. Perjalanan itu bertugas menjelaskan pada dunia tentang perubahan kekuasaan di Tiongkok. Mereka juga membawa misi diplomasi dan membuka hubungan baru Cina dan negara lain.
Ia mengatakan ekspedisi pertamanya ke Palembang, Cheng Ho berhasil memerangi gerombolan perompak Chen Zuyi yang beranggotakan 5000 orang. Tak hanya merampok barang bawaan, para perompak kerap melukai awak kapal yang lewat. “Selama 20 tahun tak banyak utusan negara lain datang ke Cina,” katanya.
Pengajar Universitas Nanjing Profesor Xia Weizhong mengatakan pada masa itu, Nanjing merupakan kota dengan populasi muslim yang besar. Banyak anggota ekspedisi Cheng Ho merupakan muslim. “Saya pastikan Cheng Ho adalah muslim, meski ia juga sering membantu umat lain,” katanya.
ANANG ZAKARIA