TEMPO.CO, Surabaya - Wacana memunculkan pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Syamsul Arifin-Vinsensius Awey, akhirnya batal. Duet Syamsul-Awey dari Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai NasDem yang diusung Koalisi Majapahit itu semula diharapkan bisa menjadi pesaing calon tunggal Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana. "Duet Syamsul-Awey tidak berlanjut," kata Awey, Sabtu, 1 Agustus 2015.
Menurut Awey Koalisi Majapahit telah mengunjungi kantor Partai NasDem Jawa Timur untuk meminang dirinya. Politikus Koalisi Majapahit yang datang ialah Ketua Partai Golkar Surabaya M. Alyas, Ketua Partai Gerindra Surabaya B.F. Sutadi, Ketua Partai Amanat Nasional Surabaya M. Surat, Ketua Partai Demokrat Surabaya Hartoyo, dan Ketua Partai Keadilan Sejahtera Surabaya Ibnu Sobir. "Intinya, saya menolak tawaran mereka," ujar Awey.
Baca Juga:
Menurut dia, duet Syamsul-Awey baru sebatas wacana. Awey sendiri mengaku belum siap mendampingi Syamsul. Dia yakin calon-calon yang telah diverifikasi Koalisi Majapahit banyak yang lebih baik dari pada dirinya.
NasDem tidak termasuk dalam Koalisi Majapahit sehingga Awey tahu diri untuk tidak menggunting proses politik di internal koalisi. "Tingkat elektabilitas dan popularitas calon-calon dari Koalisi Majapahit jauh di atas saya, sehingga saya cukup sadar diri untuk tidak menerima tawaran koalisi," kata dia.
Sikap politik NasDem dalam pilkada Surabaya, kata dia, masih konsisten untuk tidak mendukung pasangan Risma-Whisnu yang diusung PDI Perjuangan maupun calon dari Koalisi Majapahit kelak. Namun ia berujar bahwa sikap partainya menolak calon boneka. "Calon boneka menciderai wajah demokrasi Indonesia, sehingga kami menolak segala upaya yang berkaitan dengan pasangan boneka," kata dia.
Sikap netral NasDem, tutur dia, karena ingin menjaga marwah demokrasi, sehingga lebih lebih mampu memposisikan diri dalam melihat segala proses demokrasi secara jernih dan obyektif. Sikap Awey berbeda dengan saat pertama dicalonkan yang terkesan memberi lampu hijau.
Sebelumnya wacana duet Syamsul-Awey muncul akibat negoiasi di internal Koalisi Majapahit buntu. Penjajakan memasangkan Syamsul-Awey sempat dibangun melalui beberapa kali pertemuan. Namun, setelah bertemu dengan beberapa anggota Koalisi Majapahit, Awey langsung menyatakan sikap bahwa menolak ajakan itu.
MOHAMMAD SYARRAFAH