TEMPO.CO, Jombang - Keluarga Abdurrahman Wahid atau Gus Dur berharap forum Muktamar Nahdlatul Ulama memilih KH Mustofa Bisri atau Gus Mus sebagai Rais Am Syuriah atau Ketua Dewan Syuro. Hal ini sesuai dengan wasiat Gus Dur sebelum meninggal yang disampaikan langsung kepada Gus Mus.
Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, istri Gus Dur, mengatakan, sebelum mengembuskan napas terakhir, almarhum Gus Dur pernah berwasiat untuk menitipkan NU kepada Gus Mus. Wasiat itu disampaikan Gus Dur sendiri kepada Gus Mus di tengah kondisi kesehatannya yang menurun.
"Gus Dur minta diantarkan ke rumah Gus Mus untuk menyampaikan pesan itu. Padahal sempat saya larang karena beliau sedang sakit," kata Sinta kepada Tempo di Jombang, Sabtu, 1 Agustus 2015.
Bahkan, saat Gus Dur sudah meninggal, Sinta kembali mengulang pesan tersebut pada peringatan ulang tahun Gus Mus ke-70. Dari atas podium saat menyampaikan pidato, Sinta mengingatkan Gus Mus soal wasiat Gus Dur tersebut. Namun Shinta sendiri tak begitu jelas melihat respons Gus Mus. Karena itu, dia berharap, dalam muktamar ini, pemimpin Pondok Pesantren Rembang, Jawa Tengah, tersebut tampil sebagai Rais Am.
Permintaan yang sama disampaikan putri sulung Gus Dur, Yenny Wahid. Dia berpendapat, dari sekian kader NU yang berbobot, Gus Mus adalah satu-satunya orang yang masih memiliki sifat tawadu. Bahkan, setiap kali ditawari menduduki jabatan tertentu di NU, dia selalu menolak dan memberikan kesempatan kepada orang lain. "Inilah orang NU sejati," ujarnya.
Dari semua kriteria calon Rais Am yang ada, Gus Mus juga dianggap satu-satunya yang memenuhi. Beberapa kriteria tersebut antara lain memiliki ilmu agama yang tinggi, bisa berdiri di atas seluruh golongan, tidak terseret arus politik praktis, dan bisa menyejajarkan Islam dalam kancah pergaulan internasional.
"Gus Mus juga bisa menjaga jarak dengan partai politik sekaligus membangun komunikasi yang cair dengan semua pihak," tuturnya.
HARI TRI WASONO