TEMPO.CO, Bandung - Dengan menggunakan sepeda, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil melakukan inspeksi mendadak ke Jalan Otto Iskandardinata (Otista), Ahad, 2 Agustus 2015. Pria yang akrab disapa Emil ini ingin melihat sejauh mana kesuksesan penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang sudah dilakukan di jalan tersebut. Setelah penertiban, Jalan Otista memang terbilang relatif bersih dan tertib.
Tapi ternyata masih banyak PKL yang membandel. Mereka berjualan di pinggir jalan dan tidak mengindahkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja. "Masih banyak (yang tidak tertib) tapi tidak signifikan," kata Emil di Pendapa Kota Bandung, Jalan Dalemkaum.
Menurut Emil, ada beberapa PKL yang tidak mengikuti aturan pemerintah untuk minggir ke dalam (lapangan parkir Tegalega). Mereka yang sulit ditertibkan adalah pedagang baru yang datang dari luar kota memanfaatkan situasi lengangnya Jalan Otista. "Dari semua yang sampling, 100 persen para PKL yang tidak tertib bukan KTP Bandung. Ada dari Ciamis, Garut, Tasikmalaya, dan dari mana-mana. Jadi saya punya keyakinan, sepertinya orang Bandung sudah paham dan sudah tertib," ucapnya.
Emil menuturkan penertiban PKL menjadi salah satu permasalahan di kota besar yang terbilang rumit. Pasalnya, bukan hanya menggusur. Pemkot Bandung perlu memberikan solusi ekonomi berupa tempat baru yang lebih layak untuk berdagang.
"Contohnya, di alun-alun sudah ada solusi, tapi masih saja ada yang bandel," katanya. Untuk penertiban pusat pertumbuhan PKL, menurut Emil, tahun ini Pemkot Bandung menargetkan tiga dari delapan titik bisa diselesaikan. Penertiban PKL paling besar akan dilakukan di Pasar Baru. "Kita akan relokasi ke pasar lama dan yang baru. Di Cicadas juga. Tapi tempat relokasinya belum clear," ucapnya.
PUTRA PRIMA PERDANA