TEMPO.CO, Surabaya - Musikus dan produser musik kelahiran Kota Surabaya, Ahmad Dhani, memiliki pesan khusus untuk pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya menjelang detik-detik akhir masa perpanjangan pendaftaran pada hari ini, 3 Agustus 2015.
Pesan khusus itu terutama ditujukan kepada Koalisi Majapahit yang beranggotakan enam partai politik, yakni Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PKS, dan PKB. “Pesan kepada Koalisi Majapahit harus tetap solid, dan jangan bikin calon boneka,” kata Dhani kepada Tempo di salah satu hotel di Surabaya, Senin, 3 Agustus 2015.
Dhani menyarankan jangan pernah membuat calon boneka yang tidak pasti jadi atau tidak pasti menang. Pasalnya, perilaku semacam itu akan merusak dan mencederai demokrasi di Indonesia, terutama di Surabaya.
Selain itu, sikap partai politik pengusung calon boneka tersebut tidak akan dipercaya lagi ke depannya karena hanya menjadi calon boneka. “Daripada boneka, mending ditunda saja,” ujar Dhani.
Fenomena calon boneka ini, dia melanjutkan, sebenarnya bukan salah partai politik yang gagal menciptakan kader di internal partai. Ia melihat partai selalu memiliki banyak kader, tapi masalahnya adalah masyarakat Indonesia tidak butuh kader itu. Masyarakat lebih suka pada sosok yang populer. “Nah, masalahnya kan itu,” tuturnya.
Adapun partai politik, kata dia, membentuk kader yang langsung bisa bekerja, bukan malah kader yang populer dengan penuh pencitraan. “Masyarakat Indonesia kan gampang dibujuki (dibohongi),” ucapnya.
Selain itu, fenomena calon boneka ini bukan salah perundang-undangan yang mengatur pilkada 2015, terutama perundangan yang mengatur tentang penundaan pilkada hingga tahun 2017. Baginya, perundang-undangan itu tidak terlalu prinsipil, hanya masalahnya lagi-lagi masyarakat Indonesia senang sinetron. “Jadi kita butuh dengan sosok yang ahli pencitraan,” katanya.
Sejak dinihari tadi, mantan suami Maia Estianty ini mendatangi Surabaya setelah sebelumnya menghadiri Muktamar NU di Jombang. Kedatangannya ke Surabaya untuk membantu internal Koalisi Majapahit dalam menghadapi pilkada di kota kelahirannya, Surabaya.
MOHAMMAD SYARRAFAH